Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III: Semangat Densus Tipikor untuk Kembalikan Kepercayaan Publik pada Polri

Kompas.com - 21/10/2017, 16:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Nasir Djamil mengatakan, Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi akan berdampak sangat baik bagi kepolisian dan penegakan kasus korupsi di Indonesia.

Selama ini, Polri dan kejaksaan dianggap tidak optimal dalam menangani perkara korupsi. Karena itulah dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disambut baik publik hingga saat ini.

Namun, Nasir tidak ingin ada salah satu institusi penegak hukum yang lebih menonjol.

"Selama ini ada kesan KPK jadi superman, bukan superteam. KPK adalah polisinya polisi, jaksanya jaksa karena punya kewenangam monitoring dan bisa ambil kasus yang lambat dan ada intervensi," ujar Nasir dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (21/10/2017).

Menurut Nasir, institusi penegak hukum harus seimbang dan tidak ada tumpang tindih. Oleh karena itu, Komisi III mendukung penuh pembentukan Densus Tipikor untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada kepolisian. Bahkan, kata Nasir, wacana ini sudah berkembang jauh sebelum ramai belakangan ini.

"Saat ada rapat dengan Kapolri, ditanya apakah siap bentuk Densus. Semangatnya bagaimana kepolisian juga bisa maju dalam pemberantasan korupsi," kata Nasir.

Baca juga : Independensi Densus Tipikor Tangani Kasus Korupsi Diragukan, Mengapa?

Saat itu, kata Nasir, Polri siap mengoptimalkan penanganan kasus korupsi jika diberi kewenangan dan anggaran yang mencukupi seperti KPK.

"Densus Tipikor ini semangatnya kan ingin mengembalikan kepercayaan publik terhadap polisi dalam konteks menangani korupsi," lanjut dia.

Meski begitu, Komisi III juga mengingatkan Polri bahwa tugas utamanya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Jangan sampai hiruk pikuk dalam penanganan korupsi lantas mengabaikan tugas utamanya di lapangan.

Baca juga : Jangan-jangan Densus Tipikor Dibentuk untuk Menggantikan KPK

Ke depan, Nasir berharap Polri, KPK, dan Kejaksaan bisa sejalan dalam penanganan kasus korupsi. Tidak ada yang terlihat lebih dominan maupun terbelakang. Pembagian ruang lingkup penanganan perkara juga harus lebih dielaborasi lebih jauh agar tidak ada tumpang tindih atau kesan rebutan perkara.

"Kita tidak ingin KPK melemahkan kejaksaan, atau KPK melemahkan kepolisian, atau sebaliknya. Karena kita akan rugi, bahkan upaya kita untuk meningkatkan indeks persepsi korupsi kita itu tidak akan akan berhasil," kata Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com