Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunnya Elektabilitas Jadi Alasan Golkar Minta Novanto Nonaktif

Kompas.com - 27/09/2017, 18:06 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPP Partai Golkar dikabarkan akan segera menunjuk pelaksana tugas ketua umum untuk menggantikan sementara Setya Novanto.

Penunjukan Plt itu merespons menurunnya elektabilitas partai pasca-ditetapkannya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. 

Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga mengatakan bahwa rekomendasi penunjukan Plt Ketua Umum Golkar diambil dalam rapat harian partai berlambang beringin tersebut.

Bahkan Andi mengaku bahwa ia sendiri yang membacakan rekomendasi hasil tim kajian dalam rapat yang baru-baru ini digelar itu.

"Hasil rapat tim kajian memang membuat rekomendasi meminta kesediaan Ketua Umum Setya Novanto untuk nonaktif dan menunjuk pelaksana tugas ketua umum," kata Andi saat dihubungi, Rabu (27/9/2017).

Tak hanya itu, rapat juga meminta agar Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal DPP Golkar Idrus Marham menyampaikan langsung hasil kajian tersebut kepada Novanto. Saat ini, Novanto masih terbaring dan dirawat di rumah sakit.

"Rapat memutuskan, meminta Ketua Harian Nurdin Halid dan Sekjen Idrus Marham untuk menyampaikannya langsuk ke Pak SN," ujar Andi.

(Baca juga: Nurdin: Saya Yakin Novanto Tak Akan Mengorbankan Golkar)

Menurut Andi, keputusan itu dibuat berdasarkan kajian yang sudah dilakukan secara komprehensif. Dia menyatakan bahwa tidak ada alasan selain elektabilitas partai yang menjadi dasar keluarnya keputusan itu.

"Tim yang ditugaskan rapat harian sebelumnya tanggal 13 September lalu. Tidak ada desakan, tapi atas dasar kesadaran yang data-datanya faktual," ujar Andi.

Andi juga enggan membocorkan siapa nama orang yang akan menjadi pelaksana tugas ketua umum Partai Golkar selama Novanto sakit.

"Nanti diputuskan di rapat pleno," tutur Andi.

(Baca juga: Kamis, Golkar Dengar Jawaban Novanto soal Rekomendasi Plt Ketum)

Sebelumnya, Koordinator Bidang Kepartaian Partai Golkar Kahar Muzakir mengatakan, Partai Golkar akan menunjuk pelaksana tugas ketua umum untuk menggantikan sementara Setya Novanto.

Penunjukan Plt ini dilakukan merespons menurunnya elektabilitas partai pasca-penetapan tersangka terhadap Novanto dalam kasus korupsi e-KTP.

Kahar mengatakan, hal ini menjadi keputusan rapat pleno DPP Golkar yang digelar pada Senin (25/9/2017) kemarin.

Kompas TV Golkar Klaim Tidak Ingin Bela Koruptor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com