Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tiba di Myanmar

Kompas.com - 22/09/2017, 07:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia untuk para pengungsi Rohingya, tiba di Bandara Internasional Yangon, Myanmar, Kamis (21/9/2017).

Peliput Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Rosi Imaniah dari Yangon, Myanmar melaporkan, pesawat Hercules A 1319 berisi bantuan kemanusiaan tiba sekitar pukul 13.30 waktu setempat. 

Berselang tiga puluh menit kemudian, pesawat Hercules A 1316 juga mendarat.

Kedatangan dua pesawat itu disambut langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi.

Ito didampingi pejabat Pemerintah Myanmar yang turut menyaksikan penurunan bantuan kemanusiaan dari pesawat Hercules menuju ke truk yang telah disiapkan.

Baca: Soal Krisis Rohingya, Ini Saran Agus Yudhoyono untuk Pemerintah RI

"Bantuan ini bisa terlaksana karena sudah dibuka jalurnya yaitu melalui pembicaraan antara Ibu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) dengan Aung San Suu Kyi dan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar," ujar Ito sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana.

"Ini adalah salah satu wujud nyata dari upaya Pemerintah Indonesia  memberikan perhatian dalam hal krisis kemanusiaan yang ada di sini," lanjut dia.

Ito yakin, bantuan Pemerintah Indonesia akan diterima dengan baik oleh para pengungsi karena selama ini Myanmar menganggap Indonesia sebagai negara yang tulus membantu tanpa pamrih.

"Mereka selama ini melihat Indonesia negara yang tulus membantu, terutama dengan hal-hal yang diperlukan misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan bantuan tanggap segera. Ini tidak dilakukan negara lain," ujar Ito.

Baca juga: 
Bahas Isu Rohingya, Agus Ungkit Jasa SBY Berhasil Bujuk Myanmar

Ito juga berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut menjaga hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dan Myanmar.

"Ini jangan sampai tertutup karena adanya hal-hal yang mungkin bisa membuat upaya yang sudah dirintis dengan membuka pintu diplomasi ini tertutup kembali," kata Ito.

Pengiriman bantuan kemanusiaan ini, kata Ito, akan semakin menunjukkan kepada dunia internasional tentang komitmen kuat Pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik kemanusiaan di Rakhine State.

"Ini adalah momentum yang sangat penting buat komunitas internasional melihat keseriusan Indonesia membantu Myanmar. Tidak hanya berbicara, tidak hanya mengecam, kita juga berbuat," ujar Ito.

Pemerintah Indonesia, Jumat (22/9/2017) pagi ini kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan sebanyak kurang lebih 20 ton ke Myanmar. Pada pukul 11.00 WIB, dua pesawat Hercules bertolak menuju Myanmar melalui Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh.

Kedua pesawat tersebut membawa sejumlah bantuan kemanusiaan, di antaranya makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, paket makanan siap saji, tenda, tangki air, kain sarung, dan obat-obatan.

Kompas TV OKI Minta Myanmar Buka Akses Bantuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com