Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Isu Rohingya, Agus Ungkit Jasa SBY Berhasil Bujuk Myanmar

Kompas.com - 20/09/2017, 11:07 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan terhadap warga Rohingya menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam diskusi meja bundar yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono, Rabu (20/9/2017).

Agus memimpin diskusi sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute. Hadir sejumlah tokoh yang kebanyakan mantan menteri di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Sangat memanas di tanah air, yaitu tragedi kemanusiaan Rohingya di Myanmar," kata Agus dalam pidatonya di Hotel Dharmawangsa, Rabu.

Agus menambahkan, kekerasan tersebut sudah lama terjadi sejak Rohingya tak diakui sebagai warga negara Myanmar dalam Undang-Undang Kewarganegaraan 1982.

(baca: Jusuf Kalla Heran Bantuan untuk Rohingya Dianggap Pencitraan)

Permasalahan ini, menurut dia, menjadi pekerjaan rumah bagi negara-negara di ASEAN, termasuk Hindia-Australia.

Agus juga sempat menyinggung soal jasa bapaknya, SBY, dalam melakukan diplomasi terhadap Myanmar.

"Di masa lalu pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak SBY pernah berhasil melakukan diplomasi secara tertutup yang berhasil membujuk pemerintah Myanmar untuk berubah sikap dan membuka jalan untuk menuju reformasi terbatas yang kemudian diikuti pemilu pertama yang berjalan relatif bebas dan damai," ucap Agus.

(baca: Suu Kyi Bersedia Verifikasi Pengungsi Rohingya demi Kembali ke Myanmar)

Adapun sikap pimpinan Myanmar Aung San Suu Kyi juga mendapat kritik. Sebab, kata Agus, Aung San Suu Kyi dalam pidatonya hanya nengakui terjadinya kekerasan di negara bagian Rakhine dan menyelidiki eksodus warga Rohingya ke luar negeri.

Namun, Aung San Suu Kyi tak menyebutkan peran militer Myanmar dalam tragedi tersebut.

Menurut dia, negara-negara ASEAN perlu untuk memikirkan solusi-solusi permanen terhadap permasalahan warga Rohingya.

"Mungkinkah ASEAN membentuk misi perdamaian yang independent observer, yang netral dan juga imparsial untuk mengobservasi langkah-langkah pelaksanaan perdamaian secara objektif dengan tetap menghormati prinsip-prinsip non intervensi ASEAN?" kata Agus.

(baca: Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal ?Pembersihan Etnis?)

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menuduh tentara Myanmar melakukan pemusnahan etnis melalui operasi pembunuhan dan pengeboman yang menewaskan puluhan orang di desa-desa yang dihuni warga Rohingya.

Tentara menyangkal tuduhan itu. Mereka bersikeras operasi itu adalah tanggapan yang proporsional terhadap serangan akhir Agustus oleh militan Rohingya, yang mereka beri label sebagai "teroris Bengali".

Sejak saat itu, separuh dari populasi Rohingya di Rakhine menyelamatkan diri ke Banglades, di mana mereka sekarang juga tersiksa di salah satu kamp pengungsian terbesar di dunia.

Kompas TV Suu Kyi mengutuk pelanggaran hak asasi manusia dan menyatakan sedang melakukan restorasi di negaranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com