JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan meminta Presiden Joko Widodo tidak buru-buru bicara masalah pemilihan presiden 2019.
Syarief meminta Jokowi fokus bekerja selama dua tahun sisa pemerintahannya.
"Pilpres kan masih dua tahun, tapi itu urusan Pak Jokowi lah, masing-masing lah. Bagi Demokrat memang terlalu cepat kalau berbicara pilpres sekarang," kata Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Syarief mengatakan, masih banyak sektor yang harus dibenahi oleh pemerintah seperti masalah kesenjangan, penyediaan lapangan pekerjaan, hingga mengontrol harga-harga kebutuhan pokok.
(baca: Parpol Banyak Kepentingan, Jokowi Dinilai Lebih Andalkan Relawan untuk Pilpres 2019)
Syarief mengatakan, Partai Demokrat saja saat ini masih fokus untuk menjalankan fungsinya sebagai partai penyeimbang, dengan melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
"Pilpres masih lama, pileg ini aja partai politik belum melakukan persiapan apa-apa untuk pileg," ucap Anggota Komisi I DPR ini.
Jokowi sebelumnya mengingatkan kepada para relawan pendukungnya bahwa tahapan pilpres 2019 sudah akan dimulai pada September 2018 mendatang.
(baca: Jokowi: Biar Projo yang Kampanye, Jangan Menteri)
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Projo Senin (4/9/2017).
"Artinya apa? Tahun depan itu sudah masuk tahun politik. Dan kalau sudah masuk tahun politik, pasti rame-ramenya lebih kenceng. Sahut menyahutnya pasti lebih kenceng. Bener, enggak?" ujar Jokowi.
Politisi PDI-P ini mengaku senang memiliki relawan yang militan seperti Projo. Menurut dia, relawan Projo yang militan tidak akan lari apabila menghadapi permasalahan.
"Relawan yang militan kalau ada apa apa justru mendekat berani berhadapan dengan siapa pun," kata dia.