Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saut Situmorang Bicara soal Musuh dalam Selimut Lembaga Anti-Rasuah

Kompas.com - 29/08/2017, 05:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang menjawab soal tudingan adanya musuh dalam selimut di lembaga anti rasuah tersebut. Saut mengibaratkan tudingan tersebut ibarat api yang ingin melahap KPK.

Hal tersebut disampaikan Saut dalam program acara Aiman, yang ditayangkan Kompas TV, Senin (28/8/2017). Namun, Saut menyakinkan bahwa KPK tidak akan mati dengan adanya api yang ingin menggoyahkan KPK tersebut.

"Ketika ada keinginan pasti akan ada flame. Flame itu mungkin akan membakar kita, tapi percayalah kami tidak akan mati," kata Saut.

Tetapi, ia tidak tegas menjawab apakah itu artinya ada musuh dalam selimut di tubuh KPK.

"Ya, bisa jadi itu riak-riak saja," ujar Saut.

Saut diingatkan soal pernyataan Miryam S Haryani, terdakwa pemberi keterangan palsu di kasus e-KTP bahwa jadwal pemanggilan di KPK ternyata bisa diketahui Komisi III, termasuk soal adanya permintaan Rp 2 miliar yang disebut-sebut datang dari oknum penyidik KPK, untuk mengamankan kasus Miryam.

(Baca: KPK Hati-hati Telusuri Informasi Miryam soal Pegawai yang Temui Komisi III DPR)

Menurut Saut, tudingan tersebut sudah diklarifikasi kepada pihak yang dituding namanya, dalam hal ini Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman. Aris, kata Saut, telah membantah tudingan tersebut.

"Yang bersangkutan menjelaskan tidak kenal, tidak mengerti, dan kemudian kalau dalam perspektif hukum kan (pernyataan Miryam disebut) testimonium de auditu, artinya apa, Miryam itu mendengar, mendengar, mendengar, bukan dia mengalami sendiri," ujar Saut.

Saut membantah bahwa Miryam bertemu langsung dengan tujuh pegawai KPK tersebut, termasuk dengan Aris. Hal ini, menurut dia, yang juga sudah dibantah oleh Aris.

"Iya telah membantah dan saya pribadi percaya penyidik-penyidik KPK itu orang-orang yang berintegritas, mereka lewat tes yang cukup selektif kok," ujar Saut.

(Baca: Kepada Elza Syarief, Miryam Mengaku Kecewa BAP Bocor ke Anggota DPR)

Saut sudah yakin meski pemeriksaan terkait tudingan ini masih berjalan. Sebab, klarifikasi yang dilakukan sekarang menunjukan tidak ada fakta-fakta seperti yang dituduhkan.

Informasi soal adanya tujuh pengawai KPK yang bertemu dengan Komisi III DPR menurut Saut juga belum jelas. Namun, keyakinan dia itu baru sebatas kesimpulan sementara. Proses pemeriksaan internal menurut dia masih berjalan.

"Pemeriksan sudah jalan dan sementara saya menyimpulkan seperti itu. Dan itu belum berhenti tentunya, dan itu keyakinan kita. Karena oleh sebab itu saya katakan kembali lagi, keyakinan kita seperti itu, dan apakah itu kan berlanjut nanti kita lihat, kan penawas internal kita kan lagi bekerja ya kan.

"Enggak ada yang tidak boleh di check and balance. Saya juga di check and balance kok," ujar Saut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com