Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Damayanti, Dapat Ancaman Saat Jadi "Justice Collaborator" KPK

Kompas.com - 21/08/2017, 14:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Mantan anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti diputuskan menjadi justice collaborator (JC) pada kasus suap proyek pembangunan jalan di Maluku.

Damayanti merupakan terpidana kasus suap tersebut dan kini mendekam di balik jeruji Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Anak dan Wanita Tangerang, Banten, Jawa Barat.

Dari balik lapas, politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan, tidak mudah menjadi JC untuk kasus korupsi yang ditangani KPK. Sepengetahuannya, untuk yang berasal dari DPR RI, hanya ada tiga orang JC di kasus yang ditangani KPK.

Dua orang selain dirinya yakni mantan Bendahara Umum Partai Demokrat sekaligus anggota DPR RI Muhammad Nazaruddin dan politisi PDI Perjuangan Agus Tjondro.

"Memang sulit untuk dapat JC," kata Damayanti, saat berbincang dengan awak media di lapas tersebut, Senin (21/8/2017).

Dia mengatakan, ada kekhawatiran dari orang-orang bahwa untuk menjadi JC berpotensi menyeret nama teman dalam kasus. Akan tetapi, dia menilai pengertian tersebut keliru.

"Kalau jadi JC itu kita bukan geret teman. Tapi bagaimana kita membuka perkara itu jadi terang-benderang," ujar Damayanti.

(Baca juga: Diberikan Status "Justice Collaborator", Damayanti Siap Bongkar Pelaku Lain)

Contohnya, lanjut Damayanti, yang dia buka adalah sistem. Dia hanya mempresentasikan kepada KPK siapa saja yang ada dalam struktur, pada proyek yang ada di kasusnya.

Anggota DPR, kata dia, ada di paling bawah struktur. Di atas anggota DPR ada rekanan proyek. Di atas rekanan proyek ada Kepala Balai Pelaksana Jalan. Dari sistem yang dibuka, lanjut dia, akan kelihatan nantinya siapa pihak pemberi dan siapa pihak penerima.

Pada kasus suap di Maluku, Damayanti "memegang" Balai IX. Rekanan Damayanti ialah Direktur PT Windhu Tunggal Utama Abdul Khoir.

"Jadi setiap anggota DPR satu rekanan," ujar Damayanti.

Pada proyek jalan di Maluku, Damayanti mengatakan ada sekitar 13 atau 15 anggota DPR yang program aspirasinya ada di sana. Lima di antaranya sudah diproses KPK.

(Baca juga: Vonis Ringan Damayanti dan Pengungkapan Kasus Suap Komisi V DPR)

Ancaman dan tekanan

Menjadi JC, keselamatan adalah taruhan. Karena itu, Damayanti mengaku meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Ancaman dan tekanan dia terima dari pihak tertentu karena pilihannya untuk bekerja sama dengan penegak hukum. Bahkan, dia mengaku ada ancaman anaknya akan diculik karena hal ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com