Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Kasus Novel, Haris Azhar Nilai Pimpinan KPK Menyedihkan

Kompas.com - 16/08/2017, 19:23 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengkritik sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menanggapi kasus penyiraman air keras terhadap penyidiknya, yakni Novel Baswedan.

Haris menilai para pimpinan KPK kurang perhatian pada Novel Baswedan dan kasus yang menimpanya.

"Pimpinan KPK saya anggap memang menyedihkan, Pimpinan KPK menyedihkan untuk konteks Novel, perhatiannya menyedihkan," kata Haris di kantor Kontras, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Menurut Haris, pimpinan KPK tidak menjenguk Novel di Singapura sejak peristiwa penyiraman pada 11 April 2017 lalu.

Adapun Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang baru bertemu Novel saat mendampinginya dalam pemeriksaan oleh polisi beberapa waktu lalu.

"Setelah empat bulan, pimpinan KPK baru bertemu Novel," kata dia.

Haris melanjutkan, sebelumnya Wakil Ketua KPK Laode M Syarif juga diketahui sempat menemui Novel di Singapura. Namun, kunjungan Laode itu dilakukan di sela waktu berlibur dengan keluarganya di Singapura.

Selain itu, Haris juga menyoroti langkah pimpinan KPK dalam menanggapi kasus Novel. Hingga saat ini KPK masih memercayakan pengungkapan kasus kepada kepolisian. Padahal, Novel sebagai korban sudah pesimistis.

(Baca: Diperiksa Polisi, Novel Baswedan Kecewa pada Proses Penyidikan)

Sedianya, kata Haris, KPK mendorong pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) sebagaimana keinginan Novel.

"Mendorong Presiden untuk membentuk TPGF dan berkontribusi terhadap TGPF untuk menunjukkan jejak jejak silang sengkarut dan pertaruhan-pertatuhan yang punya kaitan dengan kasus Novel," kata dia.

Kompas TV Pemeriksaan dilakukan di kantor Kedutaan Besar Indonesia di Singapura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com