JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyita sejumlah dokumen dalam penggeledahan sejumlah kantor PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel. Dokumen tersebut di antaranya ribuan paspor calon jamaah umrah yang telah menyetorkan dananya ke agen perjalanan tersebut.
"Saya dapat laporan aset sudah diamankan, termasuk sekian ribu paapor yang diamankan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/8/2017).
Setyo mengatakan, ribuan paspor itu disita untuk dijadikan salah satu bukti dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan itu. Ia memastikan paspor itu akan dikembalikan setelah proses klarifikasi selesai.
"Saya imbau masyarakat yang paspornya masih di First Travel, mohon waktu karena masih diklarifikasi, masih dicek," kata Setyo.
Baca: Korban Penipuan First Travel Dilanda Kebingungan
Kantor First Travel ditutup setelah penggeledahan polisi pada pekan lalu. Polisi menggeledah kantor pusat First Travel di TB Simatupang, Jakarta Selatan, kantor cabang di Depok, termasuk kediaman dua tersangka.
Baca: First Travel Bukan Satu-satunya Biro Umrah yang Gunakan Skema Ponzi
Dalam kasus ini, Bareskrim Polri telah menahan Direktur Utama First Travel Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Desvitasari, yang juga direktur di perusahaan tersebut. Para pelanggan mengaku kebingungan untuk mengurus administrasi karena ditutupnya kantor tersebut. Padahal, belum semua paspor dan dana yang mereka setor dikembalikan.
Baca: Kemenag Diminta Bentuk Crisis Center untuk Korban First Travel
First Travel menawarkan harga pemberangkatan umrah yang lebih murah dari agen travel lainnya. Pembeli tergiur dan memesan paket umrah. Namun, hingga batas waktu yang dijanjikan, calon jemaah tak kunjung berangkat. Perusahaan itu kemudian dianggap menipu calon jemaah yang ingin melaksanakan umrah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.