Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Miko Selama Berada di "Safe House KPK" di Depok

Kompas.com - 11/08/2017, 18:56 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi dalam kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, Niko Panji Tirtayasa alias Miko, mengaku tinggal di safe house atau rumah aman milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Depok, Jawa Barat, sejak Mei 2013 hingga Februari 2015.

Selama berada di sana, Miko mengaku diarahkan penyidik KPK Novel Baswedan untuk memberikan kesaksian palsu pada sejumlah kasus yakni kasus korupsi Akil Mochtar, Muchtar Effendy, Romi Herton, Budi Antoni Al Jufri, dan Yan Anton Ferdinand.

Ia juga mengaku beberapa kali membantu saksi lain untuk memberikan kesaksian palsu sebelum persidangan.

Biasanya sebelum persidangan, Miko mengaku diarahkan oleh Novel sebelum bersaksi. Ia mengaku bersama Novel menyusun sebuah kerangka kesaksian dalam bentuk tulisan yang akan disampaikan dalam sidang.

"Baru paginya pukul 05.00 WIB atau 05.30 WIB, kami sudah dijemput. Barulah nanti untuk memperdalam tulisan dari penyidik ini di kantor biro hukum (KPK)," kata Miko di Depok, Jawa Barat, Jumat (11/8/2017).

(Baca juga: Rumah Ini Pernah Jadi "Safe House" KPK, seperti Apa Penampakannya?)

Miko bersikeras menyebut rumah sekap karena dirinya dilarang bersosialisasi dengan warga sekitar selama di sana. Ia juga mengaku tak diperbolehkan menghubungi keluarganya.

"Kalau safe house kan saya boleh bersosialisasi dengan warga sekitar dan boleh menghubungi keluarga. Ini saya tidak boleh," ujar dia.

Untuk urusan makan, Miko mengaku diberi jatah dengan diantarkan makanan setiap harinya. Sebab, ia dilarang membeli makan di luar.

"Kalau memang bener kata Febri (Juru Bicara KPK Febri Diansyah), saya bisa keluar saya beli makan keluar. tapi pada nyatanya dia tulis bon. Kalau uang kurang kembali, kalau lebih repot," kata dia.

KPK sendiri membantah telah menyekap Miko. Menurut Juru Bicara KPK Febri Diansyah, KPK menerapkan pengamanan Miko di safe house sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku.

Warga sekitar safe house juga menyatakan tidak ada tanda-tanda penyekapan selama rumah tersebut ditempati. Bahkan, saat rumah tersebut dihuni, selalu ada petugas kepolisian di dekat rumah tersebut.

(Baca: Warga Sekitar Bekas "Safe House" KPK Bantah Ada Penyekapan)

Kompas TV Yulianis menyatakan ada mantan komisioner KPK yang mendapat sejumlah uang dari mantan bosnya, Muhammad Nazaruddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com