Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Saksi Kasus Akil Mochtar, Pansus Angket Datangi Safe House KPK

Kompas.com - 11/08/2017, 18:05 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tiba di safe house (rumah aman) milik KPK di Cipayung, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 15.52 WIB.

Kedatangan rombongan Pansus yang membawa dua bis milik DPR langsung menjadi perhatian warga sekitar.

Niko Panji Tirtayasa alias Miko yang mengaku menjadi saksi KPK pernah beberapa hari dibawa KPK ke rumah yang beralamat di Jalan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), RT 3, RW 3, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat.

Miko merupakan saksi kasus korupsi Akil Mochtar yang saat itu ditangani KPK. Kali ni, Miko turut hadir di rumah aman KPK menumpang bis milik DPR.

Rumah seluas 100 meter persegi itu terasa pengap begitu dimasuki bagian terasnya. Di bagian teras terdapat dua buah meja kerja besar yang diletakan secara berdiri dan dipepetkan dengan tembok di sisi kiri pintu gerbang.

Niko mengaku, sebelumnya meja tersebut diletakan di teras secara berjejer dan menumpuk menghalangi pintu depan rumah.

(Baca: Periksa "Safe House", Pansus Angket Merasa Tak Perlu Izin KPK)

"Meja ini dulu enggak di sini, tapi di tengah menumpuk sampai ke tempat motor masuk," kata Miko di Depok, Jawa Barat, Jumat (11/8/2017).

Bagian dalam rumah juga terasa pengap saat dimasuki. Ruma tersebut juga terasa lembab dan minim pencahayaan matahari karena hanya terdapat dua jendela yang menghadap ke luar.

Selain itu, ventilasi udara juga minim jumlahnya. Rumah tersebut terbagi menjadi lima ruangan.

Dua ruangan difungsikan sebagai kamar dengan satu toilet di kamar kedua, satu ruangan berfungsi sebagai ruang tengah, satu ruangan di ujung kanan belakang sebagai dapur, dan satu ruangan di ujung kiri depan berfungsi sebagai toilet.

Dua ruangan yang difungsikan sebagai kamar tidak memiliki jendela dan minim ventilasi sehingga tak nyaman untuk tidur.

(Baca: KPK Pastikan "Safe House" Berlandaskan Aturan Hukum)

Niko mengaku selama ditahan sejak Mei 2013 hingga Februari 2015, selalu melakukan semua aktivitas termasuk tidur di ruang tengah.

Selain tidur, di ruang tengah itu, menurut pengakuannya, biasanya dia diarahkan oknum KPK yang dikenalnya sebagai penyidik KPK, Novel Baswedan untuk menyampaikan kesaksian palsu.

Ia juga mengaku beberapa kali membantu mengarahkan saksi lain untuk memberi keterangan palsu dalam sejumlah kasus.

"Walaupun di dalam ada pengawalan tapi pengawal itu tak tahu saya siapa, saksi apa, dia pun hanya hanya mengantar saya ke KPK dan pulang ke sini. Dan saya pun dibatasi untuk bicara dengan pihak pengawalan dari kepolisian," ujar Niko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com