JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku bahwa pemerintah kesulitan mengatasi masalah ketimpangan antara si kaya dan si miskin di dalam negeri, meski berbagai solusi dan kebijakan dan sudah digulirkan.
"Makmur dulu baru adil, atau sejalan. Ini tak mudah menyelesaikan prioritas seperti ini. Apakah kue dibesarkan dulu baru dibagi, atau langsung dibagi kuenya. Karena tidak mungkin dibagi tanpa kue yang besar," kata Kalla, di Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Kalla mengatakan bahwa semua upaya tersebut sudah dilakukan. Namun, nyatanya sampai kini diakui belum membuahkan hasil yang menggembirakan bagi pemerintah.
"Sudah banyak usaha dilakukan. Namun belum cukup walaupun ada hasilnya. Terbukti dengan kemiskinan turun, kita masih stagnan dalam mengurangi kemiskinan. Secara persentase kita turun selama tujuh tahun, kita turun 3 persen," kata Kalla.
(Baca juga: | Wapres Jusuf Kalla Risi Bahas Kemiskinan di Hotel Mewah) |
Karena itu, ke depan pemerintah terus berupaya untuk mengatasi persoalan yang menjadi momok dari tahun ke tahun tersebut.
"Negara harus punya campur tangan lebih banyak lagi. Karena itu program pemberdayaan masyarakat harus jalan. Pemerintah mempunyai program yang sangat baik. Tinggal bagaimana kita menjalankan hal ini," tutur Kalla.