Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Rektor dan Kopertis, Wiranto Mengaku Heran Ada yang Bela HTI

Kompas.com - 26/07/2017, 14:56 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sempat menyinggung soal keputusan pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), saat memberikan pengarahan pada pembekalan Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) dan rektor perguruan tinggi dalam rangka Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2017).

Pemerintah membubarkan HTI karena dinilai anti-Pancasila.

Akan tetapi, Wiranto mengaku heran dengan adanya penolakan dari sejumlah elemen masyarakat dan membela keberadaan HTI.

"Dibubarkan kok ya dibela. Dibilang (pemerintah) melanggar. Saya hanya heran," ujar Wiranto.

Menurut Wiranto, saat ini telah terjadi perubahan dinamika ancaman, dari yang bersifat konvensional dalam bentuk agresi militer menjadi serangan yang tidak mudah dideteksi.

Misalnya, penyebaran paham radikalisme, gerakan separatisme dan serangan siber.

Penyebaran paham radikalisme, kata Wiranto, sudah menyusup ke tengah masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi.

Tidak heran jika saat ini muncul fenomena serangan teror yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak terkait kelompok teroris tertentu atau "lone wolf".

"Ini yang repot. Ada demo radikal, kartel narkoba, ormas radikal. Penjara ada yang jadi pusat pelatihan teroris. Rakyat yang seharusnya menjadi alat pertahanan negara justru menjadi ancaman," kata Wiranto.

Oleh sebab itu, Wiranto berharap, seluruh elemen masyarakat termasuk lingkungan perguruan tinggi berperan dalam mengubah pola pikir masyarakat dengan menanamkan kesadaran bela negara.

"Kalau begini bagaimana? Maka perlu ada kesadaran bela negara. Harus diubah mindset masyarakat agar sadar mereka menjadi bagian yang terancam. Harus ditanamkan rasa memiliki negara ini," kata dia.

Kompas TV Negara-Negara Ini Juga Bubarkan Hizbut Tahrir

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com