Namun, Martinus mengakui pihaknya sudah mendengar kabar adanya orangtua yang tidak puas soal sidang Akpol ini.
"Sampai saat ini memang ada informasi bahwa ada ketidakpuasan masyarakat, tentu ini akan kami dalamin, kami pelajari. Bila nanti ini terkait dengan adanya satu pelanggaran-pelanggaran tentu akan kita tindak lanjuti," ujar Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/6/2017).
Martinus mengatakan, pada prinsipnya dalam penerimaan calon anggota, Polri menerapkan prinsip "Betah" yang merupakan akronim dari bersih, transparan, akuntabel dan humanis.
"Di mana setiap tes itu kita sampaikan nilainya, sehingga sejak awal orang tahu, nomor urut berapa dia, dan kira-kira dia masuk atau tidak, seperti itu. Jadi secara terbuka, di mana-mana sudah dilakukan seperti itu," ujar Martinus.
Martinus mengatakan, sistem penerimaan berdasarkan kuota. Setiap Polda memiliki kuota masing-masing.
Ada hitungannya tersendiri untuk menentukan kuotanya berapa. Misalnya, jika ada 100 orang peserta, minimal 5 sampai 10 persennya yang diambil untuk selanjutnya mengikuti tes lagi di tingkat pusat di Akpol Semarang.
Dengan mengikuti tes lagi, kata dia, diharapkan Polri mendapat calon anggota dengan kompetensi terbaik.
Nantinya di tingkat pusat, peserta dengan nilai terbaiklah yang disebut akan diterima.
"Kalau sudah tingkat pusat maka nilai yang terbaik yang akan diterima," ujar Martinus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.