(Baca: Sejumlah Pondok Pesantren di NTB Terindikasi Sebarkan Paham Radikal)
Salah satu murid di SMAN 1 Praya, Melati mengatakan, sebenarnya sudah ada gerakan radikal yang masuk ke sekolahnya tanpa diketahui. Namun, pemahaman yang diajarkan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dia yakini selama ini mengenai ajaran Islam.
Dengan adanya program kontra radikal dari kepolisian, maka para murid bisa mendapat bekal untuk mengantisipasi diri dari.paham teraebut.
"Kami dapat tahu mana gerakan teroris, mana yang benar-benar aliran agama kami, dan mana yang benar agama mana yang aliran keras," kata Melati.
Melati mengatakan, kelompok siswa di sekolahnya kerap membahas soal radikalisme dan perbedaannya dengan ajaran Islam. Sebagai penerus bangsa, ia tidak ingin pemahaman Islam yang benar dijadikan salah oleh beberapa pihak.
"Sebenarnya apabila ada aksi teror adalah hal yang salah karena yang saya ketahui Islam mengajarkan kami tentang kedamaian. Jadi sangat salah orang menganggap bom bunuh diri tersebut adalah cara yang benar mengajarkan Islam," kata Melati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.