Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Curhat" Yasonna Laoly Agar Kemenkumham Kembali Dapat Predikat WTP

Kompas.com - 31/05/2017, 18:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengaku tak mudah bagi kementeriannya untuk mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian atas penilaian laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Untuk ketiga kalinya, BPK memberi opini WTP untuk Kemenkumham. Opini WTP pertama didapatkan pada 2013. Namun, untuk keuangan tahun 2014, meski masih disebut wajar tanpa pengecualian, opini laporan keuangan mereka ada tambahan "dengan paragraf penjelasan".

"Pembenahan dan penataan aset menjadi konsen dan fokus kita untuk kembali berupaha meraih WTP," kata Yasonna di kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (31/5/2017).

"Karena salah satu bentuk akuntabilitas dan transparansi kinerja dalah satunya dari opini laporan keuangan yang diperoleh," lanjut dia.

(Baca: Untuk Ketiga Kalinya, Kemenkumham Dapat Opini WTP dari BPK)

Yasonna menganggap, tidak mudah mengelola kinerja dan keuangan dengan keberagaman fungsi kementerian yang terdiri dari 920 satuan kerja itu. Namun, kata dia, semangat memberikan layanan terbaik kepada masyarakat mendorong seluruh jakaran kementerian untuk membenahi dan menyempurnakan kualitas laporan keuangan.

Tindak lanjut atas rekomendasi BPK menjadi prioritas Kemenkumham agar diselesaikan tepat waktu.

"Kerja keras itu tidak sia-sia, lapiran keuangan tahun 2015 kami kembali meraih WTP," kata Yasonna.

Untuk mempertahankan opini tersebut, selama proses pemeriksaan untuk laporan keuangan tahun 2016, Yasonna melibatkan akuntan dari Ikatan Akuntan Indonesia agar sumber daya manusia di kementeriannya yang berkenaan dengan keuangan punya kemampuan yang lebih baik dalam menyusun laporan.

(Baca: Ada Dugaan Suap, Ketua BPK Sebut Opini WTP Kemendes Bisa Diubah)

"Kami juga memperbaiki mekanisme perencanaan penganggaran dengan melibatkan aparatur pengawas internal untuk melakukan review penyusunan anggaran," kata Yasonna.

Kemenkumham juga melakukan pendampingan terkait pengadaan barang dan jasa dari instansi terkait, yaitu BPKP dan LKPP. Dengan demikian, proses yang dilakukan menjadi lebih akuntabel sesuai aturan yang berlaku.

Yasonna mengatakan, upaya mereka itu membuahkan hasil. Opini WTP kembali mereka dapatkan untuk laporan keuangan 2016.

Tak hanya itu, Kemenkumham juga mendapat penghargaan dari Kementerian Keuangan di bidang pengelolaan keuangan, yakni kementerian atau lembaga dengan kinerja pelaksanaan anggaran terbaik, peringkat 1 untuk kategori pagu besar, penghargaan kementerian atau lembaga dengan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak terbesar, serta kategori kementerian atau lembaga pengelola PNBP terbaik.

"Kami harap kerjasama bisa dilanjutkan agar tahun depan kami dapat pertahankan WTP keuangan negara di Kemenkumham," kata Yasonna.

Kompas TV Menkumham Minta DPR Selesaikan RUU Antiterorisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com