Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2017, 06:45 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia terluka. Lagi! Ledakan bom terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam, tepatnya dari sekitar halte bus Transjakarta di situ.

Duka jelas tak terelakkan bagi korban dan keluarganya. Belasungkawa pun sudah selayaknya turut kita sampaikan beserta dukungan untuk keluarga para korban.

Namun, perlukah kita orang Indonesia ketakutan lagi dan termakan teror pelaku?

Informasi yang dikumpulkan Kompas.com dari lokasi ledakan, dua kali ledakan bom terdengar di kawasan Kampung Melayu, pada Rabu sekitar pukul 21.00 WIB.

Korban berjatuhan. Tiga polisi gugur. Lima polisi dan lima warga terluka. Adapun dua terduga pelaku peledakan tewas di lokasi.

(Baca juga: Polisi: Ada Dua Pelaku Peledakan Bom di Kampung Melayu)

Kecaman terhadap pelaku peledakan bom Kampung Melayu ini pun langsung berdengung di media sosial.

Tanda pagar #KamiTidakTakut pun sontak berkumandang, menyusul hashtag yang lebih “senior” seperti #PrayForJakarta.

Kondisi halte bus Transjakarta di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, setelah ledakan bom, dipotret pada Kamis (25/5/2017) dini hariKOMPAS.com/David Oliver Purba Kondisi halte bus Transjakarta di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, setelah ledakan bom, dipotret pada Kamis (25/5/2017) dini hari

Yang terasa agak janggal, sampai Kamis (25/5/2017) pukul 05.00 WIB, ucapan belasungkawa petinggi negeri bagi korban dan keluarganya baru muncul dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, yang itu juga disebut mewakili Presiden Joko Widodo.

(Baca: Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Bom Kampung Melayu)

Selebihnya, ucapan belasungkawa dan pernyataan terkait ledakan ini datang dari jajaran kepolisian. Kalaupun ada tokoh lain yang bicara, hampir semuanya bukan dari pemilik kursi di kabinet.

Bila benar memang minim pernyatan gasik dari petinggi negeri terkait peristiwa ini, semoga bacaannya adalah aksi teror tak lagi “punya gigi” untuk mengganggu stabilitas di dalam negeri.

Terlebih lagi, ada ujaran bahwa aksi teror hanya akan memenuhi tujuannya manakala orang-orang termasuk pengambil kebijakan memperlihatkan reaksi ketakutan.

Dari “Bom Bali” sampai peristiwa terkini

Bagaimana pun, Indonesia punya sederet luka urusan teror bom macam ini. Dua guncangan Bom Bali makan waktu lama buat orang lupa dan magnet pariwisata Pulau Dewata pulih kembali. Trauma!

Aksi di Jakarta pun tak kalah seram. Sebut saja ledakan di depan Kedutaan Besar Australia atau di Hotel JW Marriot.

Sederet aksi teror di Indonesia selama kurun 2000-2016, dalam infografis yang pernah tayang di harian Kompas edisi 22 April 2016Dok Kompas Sederet aksi teror di Indonesia selama kurun 2000-2016, dalam infografis yang pernah tayang di harian Kompas edisi 22 April 2016

Selama rentang waktu sejak bergulirnya reformasi saja, katakanlah, tak terhitung pula aksi-aksi sporadis di sana-sini.

Satu hal yang terasa beda pada peristiwa Rabu malam hingga Kamis (25/5/2017) dini hari ini, ya yang itu tadi, sepi reaksi dari petinggi negeri.

Hal lain yang belakangan ditengarai pula berubah adalah sasaran dan lokasi teror. Peristiwa ledakan bom pada masa lalu cenderung menyasar tempat-tempat yang banyak didatangi atau punya kaitan dengan ekspatriat dan kepentingan negara lain.

Sebaliknya, peristiwa-peristiwa terkini yang menguarkan aroma teror, tampaknya malah menyasar orang-orang biasa, bahkan sama-sama orang Indonesia.

Ada gitu duta besar negara maju naik bus Transjakarta atau angkot lewat Kampung Melayu, misalnya?

Sepengkolan Kampung Melayu itu ya kalau ditilik isinya orang-orang Indonesia semua, paling banter yang mau balik ke Bekasi, Pondok Gede, Cibubur, atau yang terdekat Cawang dan sekitarnya.

Infografik kronologi bom Thamrin. Kompas/PANDU/DICKY/ISMAWADI/REZA/EMILLEPANDU/DICKY/ISMAWADI/REZA/EMILLE Infografik kronologi bom Thamrin. Kompas/PANDU/DICKY/ISMAWADI/REZA/EMILLE

Pada tahun lalu, misalnya lagi, apa coba yang bisa merasionalisasi peristiwa bom di perempatan jalan di kawasan Jalan Thamrin? Pertanyaan yang sama juga tertuju untuk temuan bom panci dan perakitnya di Bekasi.

Ketika ledakan bom di Kampung Melayu pada Rabu malam dipastikan oleh polisi berasal dari bom panci, barulah mungkin kaitan-kaitan kecil saling bertemu.

Masalahnya, apa coba yang diperjuangkan dari menyakiti orang, yang bahkan bisa jadi tetangga atau teman sendiri seperti ini?

Karenanya, biarpun baru Teten yang bicara mewakili petinggi negeri, sudah tepat bila kita orang Indonesia harus sama-sama lantang bersuara, “Kami tidak takut!”

(Baca juga: Teten: Kita Enggak Boleh Takut dengan Aksi Teror!)

Ledakan bom di Kampung Melayu ini memang tak bisa dimungkiri terjadi pada waktu yang juga rentan dikaitkan dengan aksi teror lain dunia.

Dalam hitungan beberapa hari terakhir, teror memang juga terjadi di Filipina, Thailand, dan Inggris. Kebetulan atau tidak, penjelasannya bisa panjang.

Namun, sekali lagi, teror hanya akan menuai tujuannya ketika kita tercekam ketakutan dan terjebak pada keputusan-keputusan tak bijak.

Katakanlah tak banyak petinggi negeri ini yang begadang memantau perisitwa teror di Kampung Melayu, rasanya tak akan pernah salah bila setiap anak bangsa terus saling menjaga dan merekatkan hati untuk menjaga damai di Bumi Pertiwi.

Setidaknya, teriakkan lantang bersama mulai dari hati dan pikiran masing-masing, “Kami Tidak Takut!”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com