JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya 23 rumah kepala keluarga (KK) Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Pulau Lintang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, dan 18 KK SAD Desa Sialang, Kabupaten Merangin, Jambi kini dapat menikmati aliran listrik.
Satu unit pembangkit listrik tenaga surya (solar cell) yang mampu bertahan hingga 10 tahun kini terpasang di setiap rumah.
Energi yang berasal dari solar cell tersebut memiliki daya sebesar 400 Volt Ampere.
Saat melakukan kunjungan kerja, Senin (15/5/2017), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Kementerian Sosial menargetkan sebanyak 500 rumah Suku Anak Dalam teraliri listrik dalam program "Terangi Suku Anak Dalam, Orang Rimba, dan Komunitas Adat Terpencil."
(Baca: Gandeng "Rapper" Akon, Kemensos Bangun Hunian untuk Suku Anak Dalam)
Program tersebut merupakan kerja sama Kementerian Sosial dengan musisi AKON dan Yayasan Dwiyuna Jaya Foundation.
"Satu unit solar cell ini senilai Rp8 juta. Selain penerangan, juga diberikan televisi, parabola, kipas angin, dan baterai lithium untuk balai serta filter air siap minum," ujar Khofifah seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Sosial, Selasa (16/5/2017).
"Listrik yang dihasilkan tidak akan membebani keluarga karena menggunakan cahaya matahari. Tidak perlu membayar setiap bulannya," tambah dia.
Khofifah mengungkapkan, kawasan tempat tinggal Suku Anak Dalam, Orang Rimba, dan Komunitas Adat Terpencil, memiliki akses yang sangat terbatas.
Jangankan listrik dan sinyal, akses jalan menuju wilayah desa terdekat dari permukiman mereka pun sangat sulit karena umumnya adalah jalan setapak yang terjal, berbatu, dan berlumpur.
Menurut Khofifah, saat kunjungan pertamanya, ada warga SAD yang meminta untuk diberikan penerangan listrik.
Dia pun langsung mengupayakannya dengan namun tetap memperhitungkan kemampuan SAD dan faktor lainnya.
(Baca: Tangis Haru Khofifah Saat Suku Anak Dalam Nyanyikan "Indonesia Raya"....)
"Kalau PLN narik kabel sampai ke wilayah mereka berapa investasi yang harus dikeluarkan. Belum lagi biaya bulanan yang harus dibayarkan setiap kepala keluarga tiap bulannya. Sudah pasti butuh ongkos yang besar," tutur Khofifah.
Menurut Khofifah, apa yang dilakukan Kemensos sejalan dengan program percepatan elektrifikasi desa yang tengah digencarkan pemerintah.