JAKARTA, KOMPAS.com - Pengakuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bahwa ada intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait majunya Anies Baswedan disebut Sandiaga Uno sebagai politik tingkat tinggi.
Cerita Sandiaga yang mendukung cerita Zulkifli Hasan ini masuk dalam artikel terpopuler Kompas.com.
Selain itu, karangan bunga yang kini tidak hanya diterima oleh Ahok-Djarot di Balai Kota DKI Jakarta. Karangan bunga juga diterima Presiden Joko Widodo di Istana, juga Polri dan Polda Metro Jaya.
Berikut 5 berita terpopuler Kompas.com:
1. Intervensi tingkat tinggi
"Saat itu, di 23 September (2016). Jadi 21 sampai 23 September adalah masa-masa yang sangat krusial," kata Sandi saat ditemui di posko pemenangannya, Jalan Melawai, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2017) siang.
Namun Sandi tidak mengungkapkan lebih lanjut cerita di balik itu. Dia memilih akan menuangkan hal itu secara rinci ke dalam tulisan yang nanti akan dibukukan.
Ketika ditanya mengenai intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di detik-detik terakhir saat memastikan Anies mendampingi dirinya, Sandiaga juga belum mau menjelaskan.
Baca selengkapnya Sandiaga: Intervensi JK Pilih Anies sebagai Politik Tingkat Tinggi
juga Sandiaga Akan Tulis Buku soal Isu Pencalonan Anies atas Intervensi JK
2. Demam karangan bunga
Jajaran karangan bunga memagari markas kepolisian.
Tulisan karangan bunga tersebut sebagian besar berupa dukungan kepada Presiden, Polri, dan TNI serta ucapan terima kasih.
Salah satu karangan bunga yang dikirim Ibu-Ibu Pecinta NKRI bertuliskan "Kami mendukung Presiden, TNI, dan Polri menegakkan Pancasila di NKRI".
Kemudian, ada lagi karangan bunga bertuliskan "Selamatkan NKRI Berantas Radikalisme!!! Bergerak cussssss!!!".
(baca: Mabes Polri "Kebanjiran" Karangan Bunga, Ini Komentar Kapolri)
Ada juga karangan bunga dengan tulisan "Pak Kapolri, kami dukung bapak menyapu bersih kaum.intoleran yang mau rubuhkan tiang Pancasila dan NKRI".
Baca selengkapnya Demam Karangan Bunga Sampai ke Mabes Polri...
3. Cerita santri makam Mbah Priok
Wahyu, yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan Makam Mbah Priok siang itu bercerita kepada Kompas.com soal sejarah berdirinya Makam Mbah Priok dan wacana menjadikannya destinasi wisata religi berstandar internasional.
Ia menunjukkan sodetan pada telapak tangan kirinya yang menjadi bagian penting dari cerita itu.
"Tahun 2010 itu kami ada 60 orang mati-matian mempertahankan, digempur habis sama Brimob," katanya.
Wahyu merujuk pada peristiwa 14 April 2010 ketika bentrokan pecah antara Satpol PP dengan warga dan santri.
Selama bertahun-tahun lamanya, lahan seluas 3,4 hektar yang terletak di sebelah Jakarta International Container Terminal (JICT), menjadi rebutan antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan ahli waris Habib Al Haddad.
Selengkapnya baca Cerita Santri Makam Mbah Priok yang Berdamai dengan Pemprov karena Ahok
4. Komentar Wapres Kalla soal Aksi 505
"Bagi pemerintah, tentu (aksi unjuk rasa) itu tidak perlu," ujar Kalla di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Namun, Kalla menyadari bahwa bagi ormas dan kelompok masyarakat tertentu, aksi unjuk rasa tersebut harus dilakukan.
"Tapi bagi orang yang mau turun ke jalan, ya merasa perlu," ujar Kalla.
Oleh sebab itu, pemerintah tetap akan mengakomodasi aksi unjuk rasa itu melalui pengamanan oleh aparat kepolisian.
"Itu bagian dari kebebasan dalam demokrasi," ujar Kalla.
(Baca: Polisi Minta Peserta Aksi 5 Mei Tak Intervensi Hakim dalam Sidang Ahok)
Kalla mengingatkan, yang penting dalam sebuah aksi unjuk rasa adalah kepatuhan terhadap peraturan. Massa pengunjuk rasa harus menyadari adanya ketentuan tersebut.
Selengkapnya baca Wapres Kalla: Unjuk Rasa 5 Mei Tidak Perlu, tetapi...
5. Komentar Ahok terkait program untuk jomblo
"Orang Jakarta lebih bahagia jadi jomblo kok, ha-ha-ha," ujar Ahok berseloroh di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (3/5/2017).
Ahok pun mengatakan pada dasarnya hal yang terpenting adalah membuat warga Jakarta merasa bahagia.
"Masing-masing ya bahagia saja. Lu mau jomblo, mau enggak, yang penting bahagia," ujar Ahok.
Baca: Sandiaga Janji Perhatikan Warga Jomblo
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana untuk membuat program "pojok taaruf". Rencana "pojok taaruf" itu berawal dari rencana Sandiaga membuat program Kartu Jakarta Jomblo atau KJJ.
Baca selengkapnya Ahok: Lu Mau Jomblo atau Enggak, yang Penting Bahagia...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.