Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Terpopuler: Intervensi Wapres JK dan "Demam" Karangan Bunga

Kompas.com - 04/05/2017, 08:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengakuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bahwa ada intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait majunya Anies Baswedan disebut Sandiaga Uno sebagai politik tingkat tinggi.

Cerita Sandiaga yang mendukung cerita Zulkifli Hasan ini masuk dalam artikel terpopuler Kompas.com.

Selain itu, karangan bunga yang kini tidak hanya diterima oleh Ahok-Djarot di Balai Kota DKI Jakarta. Karangan bunga juga diterima Presiden Joko Widodo di Istana, juga Polri dan Polda Metro Jaya.

Berikut 5 berita terpopuler Kompas.com:

1. Intervensi tingkat tinggi

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno dalam acara milad PKS di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2017).
Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyebut hari-hari saat masih mencari siapa pendampingnya untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai masa krusial. Momen itu akhirnya dilalui dengan memilih mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sebagai calon gubernur pendampingnya.

"Saat itu, di 23 September (2016). Jadi 21 sampai 23 September adalah masa-masa yang sangat krusial," kata Sandi saat ditemui di posko pemenangannya, Jalan Melawai, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2017) siang.

Namun Sandi tidak mengungkapkan lebih lanjut cerita di balik itu. Dia memilih akan menuangkan hal itu secara rinci ke dalam tulisan yang nanti akan dibukukan.

Ketika ditanya mengenai intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di detik-detik terakhir saat memastikan Anies mendampingi dirinya, Sandiaga juga belum mau menjelaskan.

Baca selengkapnya  Sandiaga: Intervensi JK Pilih Anies sebagai Politik Tingkat Tinggi

juga Sandiaga Akan Tulis Buku soal Isu Pencalonan Anies atas Intervensi JK

 

2. Demam karangan bunga

Kompas.com/AMBARANIE NADIA Hampir 200 karangan bunga berjajar memagari kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/5/2017).
Pemandangan di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Rabu (5/5/2017) pagi, terlihat berbeda.

Jajaran karangan bunga memagari markas kepolisian.

Tulisan karangan bunga tersebut sebagian besar berupa dukungan kepada Presiden, Polri, dan TNI serta ucapan terima kasih.

Salah satu karangan bunga yang dikirim Ibu-Ibu Pecinta NKRI bertuliskan "Kami mendukung Presiden, TNI, dan Polri menegakkan Pancasila di NKRI".

Kemudian, ada lagi karangan bunga bertuliskan "Selamatkan NKRI Berantas Radikalisme!!! Bergerak cussssss!!!".

(baca: Mabes Polri "Kebanjiran" Karangan Bunga, Ini Komentar Kapolri)

Ada juga karangan bunga dengan tulisan "Pak Kapolri, kami dukung bapak menyapu bersih kaum.intoleran yang mau rubuhkan tiang Pancasila dan NKRI".

Baca selengkapnya Demam Karangan Bunga Sampai ke Mabes Polri...

 

3. Cerita santri makam Mbah Priok

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN Seorang peziarah keluar dari area makam Habib Hasan Al Haddad atau Mbah Priok yang berada di dekat terminal peti kemas PT Pelindo II, Koja, Jakarta Utara, Senin (8/3/2010). Pemerintah kota Jakarta Utara berencana melakukan penataan lahan pemakaman tersebut untuk pengembangan terminal peti kemas.
"Kita ada di lahan emas, yang namanya orang berusaha merebut pasti selalu ada," kata Wahyu di Tanjung Priok, Selasa (2/5/2017).

Wahyu, yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan Makam Mbah Priok siang itu bercerita kepada Kompas.com soal sejarah berdirinya Makam Mbah Priok dan wacana menjadikannya destinasi wisata religi berstandar internasional.

Ia menunjukkan sodetan pada telapak tangan kirinya yang menjadi bagian penting dari cerita itu.

"Tahun 2010 itu kami ada 60 orang mati-matian mempertahankan, digempur habis sama Brimob," katanya.

Wahyu merujuk pada peristiwa 14 April 2010 ketika bentrokan pecah antara Satpol PP dengan warga dan santri.

Selama bertahun-tahun lamanya, lahan seluas 3,4 hektar yang terletak di sebelah Jakarta International Container Terminal (JICT), menjadi rebutan antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan ahli waris Habib Al Haddad.

Selengkapnya baca Cerita Santri Makam Mbah Priok yang Berdamai dengan Pemprov karena Ahok

 

4. Komentar Wapres Kalla soal Aksi 505

KOMPAS.com / DANI PRABOWO Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada seminar nasional Nahdlatul Wathan di UNJ, Rabu (5/4/2017).
Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat, organisasi masyarakat tidak perlu melaksanakan aksi pada 5 Mei 2017 mendatang.

"Bagi pemerintah, tentu (aksi unjuk rasa) itu tidak perlu," ujar Kalla di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Namun, Kalla menyadari bahwa bagi ormas dan kelompok masyarakat tertentu, aksi unjuk rasa tersebut harus dilakukan.

"Tapi bagi orang yang mau turun ke jalan, ya merasa perlu," ujar Kalla.

Oleh sebab itu, pemerintah tetap akan mengakomodasi aksi unjuk rasa itu melalui pengamanan oleh aparat kepolisian.

"Itu bagian dari kebebasan dalam demokrasi," ujar Kalla.

(Baca: Polisi Minta Peserta Aksi 5 Mei Tak Intervensi Hakim dalam Sidang Ahok)

Kalla mengingatkan, yang penting dalam sebuah aksi unjuk rasa adalah kepatuhan terhadap peraturan. Massa pengunjuk rasa harus menyadari adanya ketentuan tersebut.

Selengkapnya baca Wapres Kalla: Unjuk Rasa 5 Mei Tidak Perlu, tetapi...

 

5. Komentar Ahok terkait program untuk jomblo

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat wawancara dengan awak media di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditanya mengenai dirinya yang tidak memiliki program untuk para jomblo. Sambil tertawa, pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan warga Jakarta justru sudah lebih bahagia.

"Orang Jakarta lebih bahagia jadi jomblo kok, ha-ha-ha," ujar Ahok berseloroh di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (3/5/2017).

Ahok pun mengatakan pada dasarnya hal yang terpenting adalah membuat warga Jakarta merasa bahagia.

"Masing-masing ya bahagia saja. Lu mau jomblo, mau enggak, yang penting bahagia," ujar Ahok.

Baca: Sandiaga Janji Perhatikan Warga Jomblo

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana untuk membuat program "pojok taaruf". Rencana "pojok taaruf" itu berawal dari rencana Sandiaga membuat program Kartu Jakarta Jomblo atau KJJ.

Baca selengkapnya Ahok: Lu Mau Jomblo atau Enggak, yang Penting Bahagia...

 

Kompas TV Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai rencana GNPF MUI turun ke jalan pada Jumat, 5 Mei mendatang tidak perlu dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com