Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus E-KTP Ancam Soliditas Golkar?

Kompas.com - 26/04/2017, 06:57 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Kompas TV Langkah KPK Hadapi Kasus Megakorupsi E-KTP

Kecenderungan itu juga membuat Golkar tak pernah lagi mendorong kadernya untuk jadi pemimpin nasional.

"Masuk ke lingkaran kekuasaan atau DPR/DPRD. Karena sibuk sendiri-sendiri, tidak ada persiapan untuk mendorong kadernya maju ke pemilu nasional," ucap Hendri.

Golkar dianggap terbiasa melalui situasi dimana ketua umumnya tersangkut masalah.

Jika melihat pengalaman sejarah, kata Hendri, elektabilitas Golkar tak akan terjun menukik.

Namun demikian, jika menilik sejarah pula, para ketua umum sebelumnya hanya disandera satu permasalahan. Sementara Novanto lebih dari satu.

Pengalaman masa lalu bisa jadi tak terulang.

(Baca: Pencegahan Setya Novanto dan Kondisi Partai Golkar)

"Sekarang ini ada 'Papa Minta Saham', kemudian ada ganti Ketua DPR, e-KTP. Ada terus masalahnya. Jadi bisa jadi sejarahnya tidak berulang," kata Hendri.

Penyelamatan Golkar 

Hendri Satrio menilai, Novanto bisa membentuk presidium. Cara tersebut diperkirakan mampu menyelamatkan Golkar dari sisi manajemen.

Dengan tersangkutnya Novanto terhadap kasus hukum, mungkin saja waktunya juga tak cukup untuk sambil mengurus partai.

Selain itu, dirinya juga mengemban tugas sebagai Ketua DPR RI. Presidium nantinya bisa diisi tokoh-tokoh yang dituakan atau netral.

(Baca: Novanto Imbau DPR Tak Protes ke Jokowi soal Pencegahan Dirinya)

"Sehingga daripada Golkar bising terus-terusan mungkin ada baiknya dibentuk presidium yang lapor ke Golkar supaya Golkar bisa diselamatkan," tutur Hendri.

Masa jabatan Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar berlaku hingga 2019.

Sebelum ada desakan Munaslub, kata Hendri, presidium tersebut dapat dibentuk.

"Setya Novanto bikin presidium, seolah-olah atau salah satu tugasnya menjaga elektabilitas Golkar. Agar Golkar tak dilihat hanya Setya Novanto," kata dia.

"Sekarang karena dia ketua, Golkar dianggap terlibat korupsi terus. Tapi kalau ada presidium kan orangnya banyak."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com