Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"DPD Jadi Terkenal karena Berita Tidak Baik"

Kompas.com - 08/04/2017, 12:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPD asal Kalimantan Selatan Sofwat Hadi mengakui lembaga DPD tak terlalu mendapat sorotan dari masyarakat.

Namun, kisruh dan polemik di internal membuat DPD belakangan menjadi perhatian publik. Ini membuat Sofwat khawatir DPD hanya dikenal publik sebagai lembaga yang kerap kisruh.

"DPD jadi terkenal karena berita tidak baik dan berita yang mengecewakan masyarakat di daerah," ujar Sofwat dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (8/4/2017).

Kericuhan dan kekerasan dalam rapat paripurna DPD lantaran ada perbedaan pendapat menyikapi putusan Mahkamah Agung.

(Baca: Mahfud MD Nilai Kecerobohan MA Bikin Ricuh DPD)

MA menerbitkan keputusan atas uji materi terkait Tata Tertib DPD Nomor 1 Tahun 2016 yang mengatur masa jabatan Pimpinan DPD menjadi 2,5 tahun. MA mengabulkan pembatalan tatib tersebut.

Artinya, masa jabatan Pimpinan DPD dikembalikan menjadi lima tahun. 

Dengan adanya putusan MA, sebagian kalangan menilai tak ada dasar hukum bagi DPD RI untuk memilih pimpinan periode 2017-2019.

Menurut Sofwat, semestinya seluruh anggota DPD mematuhi putusan MA yang berkekuatan hukum.

"Walau peraturan untuk internal, tapi DPD tidak boleh melanggar undang-undang," kata Sofwat.

Namun, pada akhirnya Wakil Ketua MA Suwardi mendampingi tiga pimpinan baru DPD, yakni Oesman Sapta sebagai ketua, dan Nono Sampono serta Darmayanti Lubis sebagai wakil ketua, mengucap sumpah jabatan.

"Kalau sudah melanggar peraturan yamg lebih tiggi, undang-undang, itu kewenangan MA untuk meluruskan," kata Sofwat.

KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Senator DPD RI dari Jawa Tengah, Akhmad Muqowam
Anggota DPD RI dari Jawa Tengah Akhmad Muqowam mengutarakan pendapat senada. Ia menyayangkan persoalan internal di DPD menjadi ramai di luar.

(Baca: Senator Asal Aceh Malu DPD Selalu Pertontonkan Konflik Internal)

"Jangan ademokratis, jangan kekanak-kanakan. Jadi mestinya sesuatu yang dilakukan di dalam tidak perlu dibawa keluar," kata Muqowam.

Keputusan MA menjadi kontroversi saat dibacakan dalam Rapat Panitia Musyawarah yang digelar DPD.

Ada pro dan kontra dalam menafsirkan putusan MA tersebut. Sebab, terdapat kesalahan pada putusan itu.

Hal ini menjadil multitafsir, ada yang menganggap putusan itu harus dijalankan, ada juga yang menganggap cacat karena salah ketik, sehingga tak bisa dijadikan dasar hukum.

Kompas TV Pelantikan Osman Sapta Odang, Nono Sampono, dan Darmayanti sebagai pimpinan DPD peridoe 2017-2019 kian memperuncing masalah di tubuh DPD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasional
Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Nasional
BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com