JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi dan menghargai keinginan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri untuk pensiun dari dunia politik.
Keinginan itu disampaikan Mega dalam sejumlah kesempatan, terakhir saat menghadiri HUT ke-17 Banteng Muda Indonesia.
“Beliau juga ada hak-hak pribadi, mungkin juga sudah jenuh (di) politik,” kata Kalla di Kantor Wapres, Selasa (4/4/2017).
Di mata Wapres, Mega merupakan sosok ketua umum parpol paling berwibawa.
Bahkan, bila ada persoalan negara, tak jarang banyak pihak mendatangi Presiden kelima RI itu untuk berkonsultasi.
“Itu karena beliau punya pendirian-pendirian yang susah tergantikan. Di samping (karena) sejarah, dia punya sifat yang tegas tapi keibuan. Susah itu,” kata Wapres.
“Ada orang tegas tapi bersifat ramah juga, ada orang tegas tapi tidak ramah, ada ramah tapi tidak tegas, ada juga. Ini (Mega) kalau tidak suka, (ya) tidak suka. Kalau setuju, dikatakan setuju. Kalau tidak setuju, dikatakan tidak setuju. Tidak ada lain-lainnya,” lanjut Wapres.
Meski demikian, Wapres berpendapat, tidak mudah bagi Mega untuk pensiun begitu saja.
(Baca: Ketika Megawati Lelah dan Ingin Pensiun...)
Sebab, dalam proses pemilihan ketua umum, ada peran kader yang memilih.
“Jadi kita menunggu saja keputusan antara ibu dengan pimpinan PDI-P sendiri. Saya kira itu,” kata dia.
Saat menghadiri Banteng Muda Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, akhir Maret 2017 lalu, Megawati mengungkapkan niatnya pensiun dari jabatan Ketua Umum PDI-P.
"Saya berkata pada diri saya, mereka (kader) itu kok enggak kapok-kapok. Saya sebetulnya sudah dari tahun lalu mau pensiun. Karena tidak mudah apalagi seorang wanita menjadi ketua umum partai di Republik ini," ujar Megawati.