Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Budiman Tanuredjo
Wartawan Senior

Wartawan

Pemikir Bebas Melawan Kebekuan

Kompas.com - 15/06/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOLOM Sukidi Mulyadi di Harian Kompas, 13 Juni 2024, bertajuk “Hukum Sebagai Alat Politik”, beredar luas. Beredar dalam format PDF (yang ini bisa berdampak pada penerbit), maupun dalam format tangkapan layar yang bisa ditemukan di media sosial.

Ganjar Pranowo me-repost kolom tersebut melalui Instagram @Ganjarp_pranowo dengan follower 6,6 juta. Kemudian, kolom tersebut dicuitkan Mahfud MD melalui akun twitter (X) @mohmahfudmd dengan pengikut 4,5 juta.

Esai Sukidi, pemikir kebhinekaan, lulusan Harvard University, bisa jadi menggambarkan suasana kebatinan sebagian kecil kelas menengah Indonesia. Hukum sebagai alat politik.

Ia memulai kolomnya dengan mengutip ucapan, diktator Peru Oscar Bonavides (1933-1939), "For my friends, everything. For my enemies, law.” Untuk teman-teman saya, segalanya. Untuk musuhku, hukum.

Sukidi pun merujuk pada pandangan Thomas Power, penegakan hukum sebagai senjata politik oleh kekuasaan eksekutif.

Saya mengatakan sebagian kecil kelas menengah karena memang isu penegakan hukum, isu demokrasi, isu rule of law, isu konstitusi lebih dirasakan sebagai isu-isu elite.

Sementara di kalangan bawah, menurut sejumlah lembaga survei kuantitatif, approval rating terhadap pemerintah terbilang tinggi. Dan, sebagian kelas menengah, termasuk ormas dan parpol, lebih memilih diam atas kondisi yang ada.

Pada sisi lain, situasi panik tampak di pasar saham. Indeks harga saham turun sampai pada angka 6.734. Nilai rupiah melemah menyinggung angka 16.477. PHK terjadi di sejumlah perusahaan tekstil dan perusahaan teknologi.

Di tengah, sunyinya partai politik (minus PDIP) atas berbagai peristiwa politik kontemporer yang di luar nalar, langkah Sukidi justru menarik.

Ia seperti sendirian berteriak-teriak di tengah gurun pasir. Keras dan lugas. Tapi sunyi dan sepi.

Ia berteriak melawan kebekuan. Negara dan aparat membiarkan teriak-teriakan terus terjadi sampai lelah kehabisan energi dan diam.

Sementara publik disuguhi berbagai isu lama yang entah kenapa muncul kembali, misalnya kasus Vina di Cirebon.

Pada sisi lain, Mahfud MD selepas kontestasi pemilihan presiden, membangun kanal Youtube MahfudMD Official. Ia pun merespons peristiwa-peristiwa hukum yang dibiarkan sampai kemudian sepi sendiri.

Melalui kanal Youtube Mahfud MD Official dengan subcribe 38.9000, Mahfud terus bersuara bahwa ada masalah dalam penegakan hukum.

Masalah dalam putusan Mahkamah Agung, ada masalah dalam penguntitan Densus terhadap Kejaksaan Agung, ada masalah hubungan antara jaksa Agung dan Kapolri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com