Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Sudah Waktunya Tangan Kita di Atas

Kompas.com - 10/03/2017, 21:12 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik sifat tak percaya diri masyarakat terhadap kemampuan bangsanya sendiri. Padahal, kata Kalla, Indonesia bisa berbuat banyak untuk negara lain.

Kritik itu disampaikan Wapres ketika memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional Institut Lembang Sembilan 2017 di Jakarta, awal pekan ini.

Menurut Kalla, Konferensi Tingkat Tinggi Ocean Rim Asociation (IORA) yang berlangsung di Jakarta dan kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud bisa jadi ukuran Indonesia yang sebetulnya bisa berbuat banyak untuk negara lain.

"Minggu ini seluruh negeri ini heboh dengan kunjungan Raja Salman," kata Kalla saat membuka sambutannya, Senin (6/3/2017).

Menurut Kalla, pemberitaan media massa atas kedatangan Raja Salman sangat masif.

Mulai dari jumlah rombongan Sang Raja yang mencapai ribuan orang, pesawat yang mewah, eskalator yang digunakan Raja Salman untuk turun dari pesawat, hingga puluhan mobil Mercedes Benz yang digunakan rombongan.

Saking wah-nya pemberitaan, kata Wapres, media massa di Indonesia juga tak luput menjadi bahan pemberitaan media di Timur Tengah.

"Di Timur Tengah juga heboh karena melihat kehebohan kita," kata dia.

Wapres tak menampik bila kekayaan yang dimiliki Arab Saudi menjadi daya tarik sendiri, baik bagi media maupun masyarakat.

Kedatangan Raja Salman pun tak lepas dari niat Saudi untuk menanamkan investasi di Indonesia.

Namun, Wapres justru menyanyangkan anggapan sebagian besar masyarakat.

Kalla mengatakan, belum banyak masyarakat yang menyadari kemampuan terpendam Indonesia yang sebenarnya berdampak besar bagi kekayaan Arab Saudi.

"Selalu pikiran itu (investasi) yang masuk ke kita. Itu pikiran rakyat tidak mampu," kritiknya.

"Selalu yang dibahas berapa investasi mereka di Indonesia. Tidak dipikir berapa investasi kita di Saudi," lanjut dia.

Sebagai contoh, jumlah WNI yang berkunjung ke Arab Saudi jauh lebih banyak ketimbang warga Saudi ke Indonesia.

(Baca: Ini Harapan Pelaku Pariwisata Bali kepada Pangeran Arab Saudi)

Wapres mengatakan, setiap tahunnya hampir 1,2 juta WNI yang berkunjung ke Saudi. Jumlah itu diyakini berpengaruh terhadap penerimaan devisa Arab Saudi.

Lebih jauh lagi, kata dia, tidak sedikit negara yang justru mengakui kebesaran nama Indonesia.

Paling tidak hal itu ditunjukkan saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT IORA.

Sejumlah perwakilan negara sahabat yang menjadi anggota KTT, meminta pertemuan bilateral dengan Wapres.

Mereka diantaranya Zanzibar, India, Singapura, dan Somalia. Kebanyakan mereka ingin meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia, khususnya di bidang perekonomian.

"Di samping itu justru mereka yang meminta supaya kita datang ke negaranya," ucap Wapres di Jakarta Convention Center, lokasi penyelenggaraan KTT IORA, Selasa (7/3/2017).

Bahkan, pembicaraan cukup panjang dilakukan Wapres dengan Deputi Perdana Menteri Somalia, Mohamed Omar Artch. Kepada Kalla, Omar bercerita, tentang kondisi terakhir negaranya yang tidak stabil serta warganya yang dilanda kelaparan.

Untuk diketahui, selama beberapa tahun terakhir, Somalia dilanda konflik. Sebagian wilayah negara itu dikuasai kelompok Al Shabaab, kelompok militan sayap Al Qaeda.
Sudah sejak lama kelompok tersebut berjuang untuk menerapkan hukum Islam secara penuh di negara itu.

(Baca: Di KTT IORA, Jokowi Kutip Kata-kata Bung Karno)

Wapres pun berjanji kepada Omar akan membantu Somalia. "Bagaimana cara Indonesia membantu, ya nanti kita bicarakan," ucapnya.

"Tapi yang penting, kita harus membantu negara-negara seperti itu. Sudah waktunya tangan kita di atas," kata Wapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com