Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Berkomunikasi ala Sunan Gunung Jati, Berterima Kasih kepada Orang Arab

Kompas.com - 03/03/2017, 07:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Selain itu, tercatat pula pertempuran melawan Portugis, Rajagaluh, dan Talaga, yang seluruhnya representasi agama non-Muslim. Jadi, dalam posisinya sebagai susuhunan inilah, kerajaannya (Keraton Pakungwati) intens dikomunikasikan ke masyarakat luas sebagai pusat pemerintahan kerajaan Islam di Pulau Jawa bagian barat kala itu.

Dari sinilah, syiar Islam ke daerah-daerah di Jawa Barat yang belum memeluk agama Islam, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Ia bahkan berhasil menjadikan Banten sebagai kerajaan Islam tahun 1525 dan menyerahkan Kesultanan Banten kepada anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin, yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.

Dengan makin kecilnya pengaruh kerajaan Sunda kala itu, komunikasi massa Islam yang dilakukannya kian menemukan titik terang dalam proses penyebarannya.

Akbarudin Sucipto, Koordinator Bidang Kepustakaan dan Kepurbakalaan Kraton Kaprabonan Cirebon, menulis bahwa sekalipun terdapat informasi sejarah bahwa Islam telah menembus Sunda sejak abad ke-7 M, namun proses islamisasi secara massal baru pada abad ke-16 M dengan hadirnya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada periode 1448-1568 tersebut.

Kerajaan Pajajaran pun akhirnya dikuasai dan rakyatnya di-Islam-kan. Bahkan, Syarif Hidayatullah menginvansi Sunda Kelapa (wilayah Jakarta saat ini). Penyerangan dipimpin Fatahillah, seorang Panglima Angkatan Perang Kerajaan Demak, yang kemudian menjadi menantu Syarif Hidayatullah.

Di lain pihak, dalam kapasitas ulama, Sunan Gunung Jati pada tahun-tahun pertama memulai tugas dakwahnya di Carbon. Dengan berperan sebagai guru agama menggantikan kedudukan Syeikh Datuk Kahfi yang mengambil tempat di Gunung Sembung, Pasambangan (dekat Giri Amparan Jati), hingga mendapat sebutan atau gelar Syeikh Maulana Jati/Syaikh Jati, lalu diteruskan mengajar di Dukuh Babadan (sekitar tiga kilometer dari dukuh Sembung) hingga akhirnya medan dakwahnya diperluas sampai ke Banten.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com