Pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat merajai hasil hitung cepat di beberapa lembaga survei. Pasangan nomor pemilihan dua itu pun diprediksi akan masuk ke putaran kedua.
Roda tim pemenangan belum bisa berhenti dan masih akan melanjutkan strategi pemenangan Basuki-Djarot. Bagaimana dengan "Teman Ahok"?
"Kami kan sudah dua tahun ngurusin Bapak (Ahok), mungkin merasa mulai agak capek ya," ujar pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, kepada Kompas.com, Kamis (16/2/2017).
Singgih mengatakan, mereka belum bisa memutuskan apakah akan ikut membantu perjuangan Basuki-Djarot hingga pilkada berakhir. Hal itu akan mereka bicarakan lebih lanjut. Namun, hal yang pasti adalah mereka membutuhkan istirahat sejenak.
"Kami belum pikirkan itu, yang pasti kami mau istirahat dulu, yang pasti butuh liburan ya teman-teman semuanya," ujar Singgih.
Jika terlibat, kata Singgih, mungkin "Teman Ahok" akan menjadi tim pendukung saja. Singgih mengatakan, garda terdepan tetap ada pada partai politik pengusung Basuki-Djarot.
Meski demikian, Singgih mengatakan, mereka tetap mendukung Basuki. Sejak awal, cita-cita mereka adalah melihat pria yang akrab disapa Ahok itu kembali menjadi gubernur.
Baca beritanya selengkapnya di sini.
5. Kata Media Asing Soal Pilkada DKI
Harian liberal kiri Amerika Serikat (AS), New York Times, menulis putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan menjadi ujian bagi toleransi di Indonesia.
"Kendati isu seperti pendidikan, layanan kesehatan, transportasi, dan pembangunan infrastruktur masih penting buat pemilih, kampanye pemilihan gubernur dibayangi oleh isu keagamaan dan ras yang jarang disaksikan sebelumnya pada era demokrasi Indonesia," tulis media AS itu.
Bagaimana Pilkada DKI Jakarta bisa mengubah Indonesia juga menjadi fokus di stasiun televisi CNN.
Persaingan antara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melawan dua lawan politiknya yang beragama Islam, menurut CNN, menimbulkan pertanyaan apakah negeri berpenduduk Muslim terbanyak di dunia masih berpandangan moderat?
"(Hasil pilkada) ini bahkan mungkin akan ikut menentukan siapa yang akan menjadi presiden baru Indonesia setelah Pemilu 2019," demikian ungkap CNN.
Kekhawatiran serupa disebut oleh media Jerman, ARD.
Dalam laporan berjudul "Akhir Toleransi?", media "pelat merah" itu menulis Indonesia selama ini dijadikan contoh Islam yang toleran.
"Namun, pengadilan penistaan agama terhadap Gubernur Kristen Jakarta menunjukkan pengaruh kaum radikal yang kian meluas. Pemilihan gubernur di Ibu Kota menjadi ujian bagi toleransi," kata ARD.
Selengkapnya bisa dibaca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.