Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ren Muhammad

Pendiri Khatulistiwamuda yang bergerak pada tiga matra kerja: pendidikan, sosial budaya, dan spiritualitas. Selain membidani kelahiran buku-buku, juga turut membesut Yayasan Pendidikan Islam Terpadu al-Amin di Pelabuhan Ratu, sebagai Direktur Eksekutif.

Sentimentalia Bangsa Kita

Kompas.com - 14/02/2017, 14:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Kecenderungan para politisi mengiba dan mendulang simpati publik, kini jadi kebiasaan yang umum diketahui rakyat Indonesia.

Simak saja bagaimana pentolan ormas yang getol menyemprot pihak lain dengan label berjela-jela. Giliran ia diadukan beberapa pihak yang dirugikan lantaran ulahnya sendiri, ia melipir dan cari perlindungan di bawah payung agama.

Bahkan ia secara terang menolak diperiksa lantaran merasa difitnah. Sikap ini jelas menunjukkan itikad yang tidak baik sebagai seorang warga negara sah Republik Indonesia.

Kebanalan Informasi

Pencapaian tertinggi teknologi komunikasi manusia pada abad ke-21 memang mencengangkan. Peradaban manusia sontak beralih ke dunia antah berantah yang tak terbayangkan. Semua lini kehidupan kita ikut bergerak tak terduga lantaran terimbas dan terpapar internet. Cara kita berdialog, praktis memasuki arena yang belum pernah ada presedennya.

Kegelisahan purba umat manusia yang ingin mencari jawaban dari kehadirannya di dunia ini, terjawab sudah dengan kehadiran media sosial yang ditelurkan internet. Maka mencuatlah tabiat dasar manusia yang selama ribuan tahun terpendam begitu dalam. Narsistik.

Lantas muncullah segolongan manusia baru yang gemar mematut diri dalam semua akun media sosial yang mereka miliki. Seolah di dalam akun itulah hidupnya menemukan ruang mengada.

Segelitir saja dari para pengguna medsos—bahkan dalam tingkat global, sadar bahwa akun yang ia miliki sama dengan data valid dirinya yang kemudian diolah dengan sistem algoritma tingkat tinggi.

Data inilah yang kemudian dijadikan pedoman utama dunia intelijen guna memantau perkembangan peradaban terkini dan bagaimana menentukan arahnya kemudian.

Sidang pembaca sekalian mungkin masih ingat bagaimana Muhammed Bouazizi, penjual sayur warga Tunisia yang membakar diri dan kemudian diunggah ke medsos oleh sepupunya. Alhasil, pemerintahan sah di sana tumbang.

Lepas dari nilai manfaat medsos dalam kasus ini, nyatanya dalam kasus berbeda terjadi hal yang ujungnya sama. Dataran Timur Tengah membara dibakar perang saudara.

Sekelompok orang nun di "sana," menjadikan Bouazizi sebagai pendulum penghancuran negara monarki anti-Barat. Lalu hadirlah Amerika yang agung itu dengan demokrasi, dibalik kerudung Musim Semi Arab.

Sayang, sedikit sekali yang paham betapa pola seperti itu sudah terjadi berulang kali. Bedanya, dulu Amerika harus bersusah payah menggunakan kemampuan terbaik mereka. Kini ceritanya berbeda.

Hoax yang adalah bagian integral dari teori konspirasi, digunakan secara sadar oleh mereka yang berambisi menguasai dunia, untuk merusak tatatan yang selama ribuan tahun bertahan mendampingi manusia.

Bangsa Indonesia yang masyarakatnya gemar mengobrolkan apa saja, mudah sekali tersulut berita tipu yang sering menggelinding di media sosial sekelas Facebook.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com