Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Seorang Pemimpin Hati-hati agar Tak Sering Minta Maaf

Kompas.com - 03/02/2017, 17:01 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan agar para pemimpin di daerah dapat lebih bijak dalam bersikap. Sikap bijak perlu dilakukan, terutama bagi mereka yang ingin mencalonkan diri kembali di kontestasi pemilihan kepala daerah.

"Berarti hati-hatilah (dalam bersikap). Akibatnya, ya kepada pilkadanya," kata Kalla di Kantor Wapres, Jumat (3/2/2017).

Kalla lantas merujuk peristiwa yang tengah dihadapi Gubernur nonaktif DKI Jakarta yang juga menjadi calon gubenur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ahok baru-baru ini meminta maaf kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin karena dinilai sejumlah orang merendahkan tokoh Nahdlatul Ulama tersebut.

Namun, bukan kali ini saja Ahok menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

Beberapa waktu lalu, Ahok juga meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya yang dinilai sejumlah pihak menistakan kitab suci. Akibat ucapat itu, Ahok kini berstatus terdakwa.

"Seorang pemimpin itu jangan terpaksa terlalu sering minta maaf. Karena terlalu sering minta maaf berarti membikin kesalahan. Kenapa pemimpin membikin kesalahan yang sama?" kata Kalla.

"Dengan kejadian kemarin, coba sudah beberapa kali Ahok terpaksa minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati, bisa buat kesalahan," ujar dia.

Kalla menambahkan, apa yang disampaikan Ahok dan tim kuasa hukumnya di persidangan, sedikit banyak akan berdampak pada saat kontestasi pilkada digelar nanti pada 15 Februari 2017

Dua kali

Sebelumnya, Ahok meminta maaf kepada umat Islam terkait ucapannya yang dianggap melecehkan kitab suci. Ia menegaskan, dirinya bukanlah orang yang anti atau memusuhi agama tertentu, termasuk Islam.

Ahok saat itu juga meminta agar polemik atas ucapannya tersebut tidak diperpanjang lagi. Adapun ucapan yang dianggap banyak pihak disampaikan Ahok saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Saat itu, ia menyatakan tidak memaksa warga Kepulauan Seribu untuk memilih dirinya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pernyataannya itu disertai ucapannya yang mengutip bunyi surat Al Maidah ayat 51.

Hal terbaru, Ahok meminta maaf kepada Ma’ruf Amin atas pernyataannya yang terkesan memojokkan Ma'ruf.

"Saya meminta maaf kepada KH Ma'ruf Amin apabila terkesan memojokkan beliau," kata mantan bupati Belitung Timur itu.

(Baca: Ahok: Saya Minta Maaf kepada KH Ma'ruf Amin...)

Menurut Ahok, meski jaksa menghadirkan Ma'ruf Amin sebagai Ketua Umum MUI, dia mengakui bahwa Ma'ruf juga sesepuh NU.

Layaknya tokoh NU lainnya, seperti Gus Dur dan Gus Mus, Ahok menyatakan dirinya menghormati Ma’ruf Amin. Dia juga menegaskan bahwa apa yang terjadi kemarin merupakan proses yang ada dalam persidangan.

"Saya sebagai terdakwa sedang mencari kebenaran untuk kasus saya," kata dia.

(Baca juga: Luhut Sebut Ketua MUI Ma'ruf Amin Punya Pengaruh Besar)

Kompas TV Ahok Jalani Sidang Ke-8 Dugaan Penodaan Agama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com