PALMERAH, KOMPAS.com - Tahun ini harian Kompas memasuki usia ke-52. Dalam rentang setengah abad lebih itu, Kompas mengabadikan berjuta momen yang tersimpan dalam berjuta-juta frame foto.
Tidak semua foto dapat diterbitkan di koran karena beragam alasan, seperti etika, estetika, kepantasan, maupun keamanan.
Sebagian foto yang tidak bisa terbit tersebut kemudian diterbitkan dalam buku Unpublished pada tahun 2014. Buku ini berisi 560 foto karya 22 pewarta foto Kompas.
Apresiasi publik fotografi, terutama kalangan jurnalis foto, sangat bagus terhadap penerbitan buku tersebut. Kompas kemudian merespons balik apresiasi tersebut dengan menggelar Festival Fotografi Kompas 2017 pada 6-12 Februari 2017.
Kompas sengaja mengundang Jay Subyakto dan John Suryaatmadja sebagai kurator pameran. Keduanya juga kurator buku Unpublished.
Foto-foto tersebut akan bersanding dengan 20 foto-foto arsip karya wartawan Kompas dari tahun 1965. Foto arsip tersebut dipilih dari sekitar dua juta foto arsip Kompas dalam bentuk analog, yang saat ini, sebagian foto itu, sedang dipindah ke dalam bentuk digital (digitalisasi).
Kompas memilih konsep festival untuk memberi kemungkinan kepada pegiat fotografi berinteraksi secara lebih leluasa. Singkatnya, festival ini menjadi sejenis ajang kontestasi gagasan dan ide fotografi.
“Kompas melihat, selama ini belum ada ajang atau kegiatan yang mempertemukan para pelaku fotografi ini. Acara tempat para pelaku, penggemar, penikmat, maupun komunitas fotografi bertemu dalam satu acara untuk bersilaturahim maupun berbagi ilmu. Ajang ini diharapkan akan menjadi wadah tersebut,” jelas Ketua Panitia Festival Fotografi Kompas (FFK) Wisnu Widiantoro.
FFK 2017 akan diawali dengan pembukaan pameran foto pada 6 Februari. Pameran foto sendiri akan berlangsung 7-12 Februari. Pada 9-12 Februari di ajang FFK akan padat dengan acara. Berbagai materi diskusi dan workshop akan diselenggarakan pada empat hari tersebut.
Selain itu ada bedah arsip foto Kompas bersama Ketua Proyek Digitalisasi Arsip Foto Kompas Johnny TG, bincang-bincang ringan bersama Arbain Rambey, serta cerita di balik foto dan penandatanganan buku bersama para wartawan foto Kompas.
“Bagi yang penasaran dengan Desk Foto Harian Kompas, silakan bergabung. Kita akan buka semua, bagaimana sebuh foto direncanakan hingga bisa tampil atau tidak tampil di halaman koran,” jelas Kepala Desk Foto Harian Kompas Danu Kusworo.
Sebagai bentuk penghormatan dan untuk mengenang karya-karya wartawan foto Kompas, pada acara tersebut juga akan ada area khusus yang dinamakan Pojok KR (Kartono Ryadi) dan JS (Julian Sihombing).
KR dan JS merupakan tokoh fotografi, bukan hanya untuk harian Kompas tetapi juga dunia foto, khususnya foto jurnalistik Indonesia. Karya KR tentang kelahiran pesut di Ancol mendapat penghargaan World Press Photo 1980.
Juga foto Pangeran Bernard menggendong orangutan mendapat penghargaan World Press Photo 1974.
Adapun karya JS tentang aksi mahasiswa tahun 1998 menjadi ikon gerakan reformasi. Selain itu, JS juga sangat dikenal dengan foto-foto olahraganya. JS dikenal kuat intuisinya dalam menghasilkan foto-foto olahraga.
Selain pameran, workshop, diskusi, dan temu komunitas pada FFK juga menyelenggarakan sejumlah lomba foto. Lomba foto itu yakni, lomba foto Instagram dengan tema “Jalanan” dan berburu foto bareng di lokasi acara.
Konsep berburu foto ini mirip dengan rally photo. Lomba berburu foto diselenggarakan pada Minggu, 12 Februari lokasi di sekitar area FFK.
Berburu foto dibatasi 50 peserta memperebutkan hadiah total Rp 15 juta. Peserta hanya dikenai biaya pendaftaran Rp 100.000. Peserta akan mendapat kaos, snack, dan air minum.
Kelas master
Bagi kalian yang memiliki minat atau sedang merencakan membuat buku foto, silahkan mengikuti kelas master tentang Pembuatan Buku Foto. Kelas master yang berisi 10 peserta ini ini akan dipandu Andi Ari.
Selama empat hari peserta mendapat pelatihan khusus bagaimana merencanakan, menyiapkan, dan menyusun buku foto. Panitia juga menggelar juga kelas master bertema Kreatif Mengolah Foto dengan mentor Agan Harahap. Peserta akan dibatasi 20 peserta.