Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kali Dilaporkan ke MKD karena Kicauan "Babu", Ini Kata Fahri

Kompas.com - 30/01/2017, 19:15 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menanggapi dua laporan dugaan pelanggaran etik terhadapnya yang dilayangkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.

Fahri dilaporkan karena kicauannya di akun Twitter @Fahrihamzah yang menyebut pekerja Indonesia di luar negeri sebagai babu.

Fahri mempersilakan siapa pun untuk melaporkannya ke MKD sebagai wadah bagi warga untuk mengawasi anggota DPR yang mereka pilih.

"Hal itu telah disiapkan mekanismenya melalui MKD sebagai peradilan etika di dalam DPR. Jadi itu resmi dan merupakan hak warga," kata Fahri melalui pesan singkat, Senin (30/1/2017).

Adapun mengenai ungkapan para buruh migran yang mengatakan belum merasakan kontribusi Fahri dalam melindungi TKI, Fahri mengaku dapat memahaminya.

Hal itu dikarenakan keadaan TKI masih belum layak. Misalnya, masih banyak pengiriman TKI yang melalui jalur ilegal.

"Bahkan sudah menjadi perdagangan manusia," kata dia.

Para perwakilan buruh migran yang melaporkannya ke MKD juga menuntut revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Mereka menilai, Fahri sebagai Ketua Tim Pengawas TKI seharusnya bisa mempercepat proses revisi UU TKI. Padahal, revisi tersebut telah diajukan sejak 2010.

Fahri enggan berkomentar banyak terkait hal itu. Menurut dia, bola ada pada pemerintah. Setiap ada revisi permintaan rakyat, kata Fahri, DPR justru selalu terdepan yang mengusulkan.

"Anda bisa tanya Dede Yusuf (Ketua Komisi IX DPR) siapa yang menghambat revisi UU. Akan ketahuan," ujar Fahri.

"Kita harus selalu pendekatan perbaikan sistem. Maka UU sudah masuk prioritas tahun ini dan berharap pemerintah segera ikut membahas," kata dia.

Pada Selasa (24/1/2017) lalu, Fahri mengeluarkan kicauan yang memancing kritik dan protes dari banyak pihak.

"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." begitu bunyi kicauan.

Fahri yang telah menghapus kicauannya itu, mengaku tak bermaksud menyingung perasaan siapapun. Fahri menjelaskan, kicauannya sebetulnya tak berdiri sendiri melainkan tengah fokus mengkritik pemerintah atas situasi dan kondisi terkini.

(Baca juga: Fahri Hamzah Hapus Kicauan soal TKI di Twitter, Ini Alasannya)

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com