JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta pemerintah mengusut tuntas kasus pengibaran bendera Organisasi Papua Merdeka di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, Australia.
"Itu harus diusut lebih lanjut, apakah ada faktor kelalaian atau persoalan sekuriti yang kurang ketat di situ, harus diusut tuntas karena itu melecehkan," kata Taufik saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2017).
Terlebih lagi, kata Taufik, hubungan Indonesia dengan Australia saat ini tengah memanas karena insiden dugaan penghinaan Pancasila oleh oknum militer Australia.
Bahkan, politisi PAN itu menyarankan agar pemerintah menyiapkan rencana ke depan menyikapi hubungan bilateral dengan Australia.
"Jangan ada aksi provokatif di sela hubungan Australia dan Indonesia yang sedang memanas seperti sekarang," ujar Taufik.
Bendera Papua Merdeka, yaitu Bintang Kejora, mendadak dikibarkan di kantor Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Melbourne, Australia, Jumat (6/1/2017).
(Baca: Bendera Papua Merdeka Dikibarkan di Gedung KJRI Melbourne)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, pengibaran itu terjadi sekitar pukul 12.52 siang waktu setempat. Saat itu, sebagian besar staf KJRI sedang melakukan ibadah shalat Jumat.
Pelaku menerobos halaman gedung apartemen tetangga KJRI sebelum memanjat pagar tembok KJRI yang tingginya lebih dari 2,5 meter.
"Pemerintah mengecam keras tindakan kriminal yang dilakukan simpatisan kelompok separatis di KJRI Melbourne," ujar Arrmanatha, saat dihubungi, Jumat (6/1/2017).
Informasi yang diterima Kompas.com dari Melbourne dan Canberra menyebutkan, pelakunya terdiri dari dua orang.
Pelaku pertama, seorang laki-laki, menerobos dengan memanjat gedung di samping KJRI dan melompat ke teras atas Gedung KJRI. Setelah berada di Gedung KJRI, pelaku lalu membentangkan bendera Bintang Kejora.
(Baca juga: Kronologi Pengibaran "Bintang Kejora" di Gedung KJRI Melbourne)