JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik internasional, Kusnanto Anggoro, menilai sentimen rasial dan islamofobia yang dibawa Donald Trump akan meningkatkan ketegangan global.
Terlebih, setelah Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 dengan mengalahkan Hillary Clinton.
Menurut Kusnanto, sentimen tersebut akan mengancam negara-negara yang merasa tersinggung oleh sentimen Trump, termasuk Indonesia.
"Itu yang kira-kira menjadikan beberapa negara, termasuk Indonesia akan ada sedikit ketegangan pada level ini," ujar Kusnanto saat diskusi di Kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Selain itu, kata Kusnanto, pernyataan Trump itu dapat meningkatkan sentimen anti-Amerika Serikat oleh gerakan massa di Indonesia.
"Bukan tidak mungkin ada gaung anti-Amerika yang dilakukan oleh gerakan massa, khususnya kaum yang merasa ditunjuk oleh Trump," ujarnya.
Untuk itu, Kusnanto berharap pernyataan Trump dapat diklarifikasi. Dengan begitu, sentimen anti-AS dapat diredam dan tak mengusik hubungan antara AS dengan Indonesia.
"Jadi mudah-mudahan ada klarifikasi saja," ujar Kusnanto.
Kemenangan Trump dalam pilpres AS menjadikannya sebagai orang pertama tanpa pengalaman politik apapun yang diberi mandat sebagai presiden negeri Paman Sam.
Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS, setelah mendapatkan lebih dari 270 suara hasil electoral votes.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.