Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan "Saya Tak Akan Lindungi Ahok" dari Jokowi yang Ditunggu-tunggu...

Kompas.com - 09/11/2016, 09:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo soal kasus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditunggu-tunggu.

Sejumlah pihak menuding Jokowi melindungi Ahok.

Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Fadli Zon menyebutkan, di kalangan politisi, sudah lama beredar rumor bahwa Presiden melindungi Ahok.

"Ada rumor mengatakan, Presiden melindungi Ahok, itu beredar di kalangan politisi," ujar Fadli saat menjadi pembicara dalam diskusi "Polemik" di Cikini, Jakarta, Sabtu (16/4/2016).

Fadli meminta Presiden mengklarifikasi rumor tersebut.

Namun, tanggapan dari Jokowi tak kunjung datang.

Kasus Sumber Waras yang sempat dikaitkan dengan Ahok pun tenggelam seiring dengan keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi yang tidak melanjutkan penyelidikan kasus tersebut.

Isu Jokowi melindungi Ahok kembali mencuat setelah mantan Bupati Belitung Timur itu dilaporkan atas dugaan penistaan agama.

Massa tidak hanya menuntut aparat kepolisian untuk memproses hukum, tetapi juga kepada Presiden Joko Widodo. 

(Baca: Jokowi: Saya Tidak Akan Lindungi Basuki Tjahaja Purnama)

Aksi besar pun digelar pada Jumat (4/11/2016) lalu, dan meminta Presiden untuk tidak mengintervensi kasus Ahok.

Sebelum aksi unjuk rasa, sebenarnya sudah ada penegasan dari Jokowi bahwa ia tidak akan mengintervensi dan melindungi Ahok.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi kepada ulama yang diundang ke Istana dalam pertemuan tertutup.

Para ulama menyampaikan komitmen Jokowi tak lindungi Ahok kepada media.

Harus pernyataan langsung

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, pernyataan tersebut belum cukup. Jokowi, kata dia, harus memberikan pernyataan langsung kepada publik.

"Pak Jokowi harus bikin statement 'Saya tidak melindungi Ahok. Saya tidak membela. Saya tidak mendukung Ahok. Saya minta kepolisian proses Ahok secepatnya dan seadilnya'. Itu pasti akan meredam keadaan," kata Fahri, di Jakarta, Kamis (3/11/2016), atau sehari sebelum demo 4 November.

Pada Kamis sore, Jokowi yang sempat berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla di Beranda Istana hanya berpesan agar masyarakat beraktivitas seperti biasa di hari unjuk rasa.

Saat massa mulai berkumpul di sekitar Istana, Jumat siang, Jokowi justru meninggalkan kantornya.

Ia memilih blusukan meninjau sejumlah proyek infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta.

(Baca: Kepada Para Ulama, Jokowi Tegaskan Tak Akan Intervensi Kasus Ahok)

Akibat Presiden tak ada di Istana, negosiasi perwakilan pendemo dengan pemerintah alot.

Perwakilan pendemo menolak bertemu dengan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang sudah ditugaskan oleh Jokowi.

Setelah bernegosiasi, akhirnya perwakilan pendemo bersedia bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam negosiasi tersebut, Kapolri menjanjikan kasus Ahok akan selesai dalam dua pekan.

Meski demikian, masih ada sebagian pendemo yang tak bersedia membubarkan diri setelah pukul 18.00 WIB.

Akhirnya sempat terjadi bentrok antara massa dan personel kepolisian.

Tercatat, 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri maupun umum, dirusak. Tiga kendaraan di antaranya dibakar.

Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.

Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka, terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI, dan 1 personel pemadam kebakaran.

Jokowi baru kembali ke Istana setelah kerusuhan berhasil diredam.

Kepala Negara langsung menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Badan Intelijen Negara.

Dalam jumpa pers yang digelar setelah ratas, Jokowi mengaku menyesalkan kerusuhan yang terjadi.

Ia menuding kerusuhan ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi.

(Baca: Siapa Aktor Politik di Balik Ricuh Unjuk Rasa 4 November? Ini Jawaban Jokowi)

Tak lindungi Ahok

Pernyataan Jokowi yang ditunggu-tunggu banyak pihak baru muncul empat hari pasca unjuk rasa, atau saat ia berkunjung ke Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (8/11/2016).

Usai pertemuan tertutup dengan para pengurus PP Muhammadiyah, Jokowi dengan tegas menyatakan tidak akan mengintervensi kasus Ahok.

"Juga saya tekankan bahwa saya, ini perlu rakyat tahu, tidak akan melindungi Saudara Basuki Tjahaja Purnama karena sudah masuk proses hukum," kata Jokowi.

Ia sempat terdiam selama sepuluh detik sebelum nama Basuki disebutkan.

(Baca: Jokowi: Kerusuhan Usai Demo 4 November Ditunggangi Aktor Politik)

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memuji komitmen Jokowi yang tidak akan melindungi Ahok.

Haedar mengatakan, Jokowi memang perlu menegaskan langsung kepada masyarakat mengenai komitmen tersebut.

Sebab, menurut dia, selama ini sudah timbul persepsi bahwa Jokowi melindungi Ahok karena kedekatan keduanya

. "Kita mengambil sisi positif dari komitmen ini bahwa beliau secara langsung menyatakan tidak akan melindungi Pak Ahok dengan kasusnya ini," kata Haedar.

Kompas TV Apresiasi Jokowi ke Sejumlah Pihak Pasca-demo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com