Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rohadi Mengaku Kerap Bohongi Pengacara Selama 20 Tahun Jadi Panitera

Kompas.com - 07/11/2016, 21:59 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim John Halasan Butar Butar mengomeli mantan panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rohadi.

Sebab, dalam sidang suap untuk pengurusan perkara Saipul Jamil yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta pada hari ini, Senin (7/11/2016), terdakwa Rohadi lebih banyak mengeluarkan pernyataan menyesal ketimbang menjawab pertanyaan hakim.

John menyoroti Rohadi soal permintaan pengacara Saipul Jamil, yakni Berthanatalia (Bertha), agar kliennya itu dihukum satu tahun saja.

Rohadi menjelaskan, pembicaraan itu terjadi melalui sambungan telepon.

Saat itu, dirinya meminta bertemu beberapa waktu kemudian untuk dapat menjelaskan bahwa jabatannya sebagai panitera pengganti tak memiliki kapasitas untuk melakukan pengaturan hasil sidang.

Namun, menurut Rohadi, pertemuan itu tidak pernah terjadi.

"Dalam telepon, betul. Saya jawab, 'Nanti ketemu Senin saja, Bunda.' Tapi tidak ketemu," ujar Rohadi di persidangan.

John kemudian menyoroti soal pengaturan komposisi majelis hakim yang ditawarkan Rohadi kepada Bertha. Namun, Rohadi mengaku telah membohongi Bertha dengan cara itu.

Sebab, sebenarnya dirinya tidak melakukan pengaturan hakim melainkan Bertha yang belum tahu siapa saja majelis hakim dalam perkara Saiful Jamil nantinya.

Rohadi menyebut, hal itu dilakukan lantaran sedang membutuhkan uang. Dia pun mengaku menyesal atas perbuatannya itu.

Namun, John tetap meminta Rohadi menjelaskan alasannya melakukan hal tersebut.

"Kenapa enggak menyadari hal itu?" ujar John.

"Itu Yang Mulia, saya sesalkan, saya merasa bersalah. Saya membohongi Bu Bertha," jawab Rohadi.

John kembali bertanya pada Rohadi sudah berapa lama menjadi panitera pengganti.

"Sudah dari tahun '96, Yang Mulia," tutur Rohadi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com