Sementara per September 2016, sebanyak 2.232.349 lapangan pekerjaan berhasil dibuka.
"Jadi pada intinya, pemerintah sudah melampaui target membuka dua juta lapangan kerja per tahunnya," ujar Hanif.
Desa lebih baik dari kota
Hanif melanjutkan, sejumlah kebijakan itu nyatanya menguntungkan masyarakat di desa daripada di kota.
Dari sisi akses ke lapangan pekerjaan, masyarakat di desa lebih mudah mendapatkan pekerjaan dibandingkan masyarakat di kota.
"Angkatan kerja yang 'less educated' ternyata lebih banyak terserap ke lapangan kerja. Justru yang lulusan SMA dan perguruan tinggi, masih susah," ujar Hanif.
Persoalannya ada pada ketidakcocokkan antara variasi pasar kerja dengan spesifikasi lulusan lembaga pendidikan.
Misalnya, level kerja seorang lulusan SMEA, yakni sebagai kasir atau tenaga keuangan dan administrasi di sektor UMKM.
Namun, lantaran lulusan SMEA kebanyakan malah tidak terserap ke sana, posisi itu menjadi kosong.
"Ketika enggak ada lagi, andalannya kan berarti S1 Ekonomi atau Akuntansi. Tapi S1 Ekonomi atau Akuntansi enggak mau masuk UMKM. Kalaupun ada yang mau, ya terjadi yang namanya under utilitation pendidikan formal. S1 tapi bekerja di level SMEA," ujar Hanif.
Persoalan ini, lanjut Hanif, tidak dapat diselesaikan kementeriannya seorang diri. Ia terus berkoodinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mendorong lulusan lembaga pendidikan agar bekerja sesuai dengan levelnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.