Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
H Hadi M. Musa Said
Kolumnis

Ketua Bidang Pertanian, Kedaulatan Pangan, & ESDM, Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor. Ketua Koordinator Nasional Jaringan Alumni Muda JAM-PMII

Kurban dan Krisis Kepemimpinan

Kompas.com - 13/09/2016, 18:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Kurban bisa bermakna sebagai upaya untuk menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghalangi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tabir yang bisa menghalangi diri kita untuk mendekatkan diri kepada siapa pun adalah berhala dalam berbagai bentuknya, seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta benda, cinta kemaksiatan, dan lain-lainnya secara berlebihan.

Jikalau seorang pemimpin tidak ada semangat berkorban dan mencintai, lebih-lebih kepada rakyatnya sendiri, perlahan tetapi pasti bangsa ini akan hancur lebur. Harus diingat, kehancuran suatu bangsa itu dimulai ketika para elite-nya berbuat fasik, zalim, maksiat, dan tidak mengindahkan hukum.

Jiwa dari memimpin adalah mencintai orang lain dan mencintai berarti konsekuensinya adalah harus siap berkorban. Jadi, adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin untuk memiliki kesediaan berkorban yang didorong rasa cinta terhadap sesamanya yang didasari cinta kepada Tuhan.

Marilah kita semua sebagai pemimpin memulai dari diri kita sendiri untuk menumbuhkembangkan semangat berkorban untuk sesama. Semangat ini akan melahirkan manusia-manusia dan pemimpin generasi seperti Nabi Ibrahim AS yang dengan tulus ikhlas mengorbankan anak tercintanya, Nabi Ismail AS. Bahwa kerelaan itu menyiratkan kesediaan dalam mengorbankan segala hal yang dimilikinya.

Kita juga dapat berkaca pada para pemimpin di masa perjuangan dan revolusi dulu, yang keluar masuk penjara untuk menegakkan keadilan dan melawan penindasan. Semua pengorbanan itu dilakoni karena mereka sadar bahwa pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya.

Rela berkorban dan bukannya mengorbankan para insan jelata tersebut. Mendekatkan diri kepada rakyat adalah kunci untuk dapat menjadi pemimpin yang ikhlas berkorban, kapan pun, di mana pun buat siapa pun dan dengan cara apa pun. Wallahu a’lam bi shawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com