Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor yang Membuat Kepercayaan Publik Rendah terhadap Polisi Versi Jenderal Tito

Kompas.com - 18/08/2016, 18:52 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengaku prihatin dengan tingkat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Di sejumlah survei, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri kerap berada di urutan terendah. 

Ini berbeda dengan saat awal-awal reformasi. Saat itu, publik mempunyai ekspektasi sangat tinggi kepada Polri, yang baru dilepaskan dari ABRI, untuk mengawal reformasi. 

Kondisi ini menjadi tantangan buat Tito yang baru satu bulan dilantik jadi Kapolri. 

"Ironis dibanding ketika Polri dipisahkan dari ABRI. Tahun 1998 hingga 2000 ketika gerakan masyarakat sipil menguat luar biasa. Harapan publik kepada polisi sangat tinggi untuk jadi penegak hukum yang baik," ujar Tito saat berkunjung ke kantor Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Untuk bertahan pada era demokrasi, lanjut Tito, sebuah organisasi harus dipercaya publik. Untuk memperbaiki diri, Polri kini mengkaji faktor penyebab yang membuat rendahnya kepercayaan publik.

(Baca: Survei: Kepercayaan Publik terhadap Kepolisian dan Kejaksaan Rendah)

Dari kajian itu, ditemukan salah satunya penyebabnya adalah kinerja Polri yang dianggap masih belum maksimal, terutama dalam hal profesionalisme.

Tito memaparkan, di Polri masih banyak penanganan hukum yang berbelit-belit, pemerasan, rekayasa kasus, layanan publik yang masih belum optimal, serta sistem pelaporan berbasis IT yang masih minim.

"Kecepatan untuk merespons panggilan masyarakat untuk minta bantuan lamban. Kalau ada yang berdasi dilayani, masyarakat bersandal jepit didiamkan," kata mantan Kapolda Papua itu.

Begitu pula dari segi kultur, di mana perilaku koruptif masih banyak di semua lini kepolisian dan penindakan secara represif masih kerap dilakukan.

Tito mengkhawatirkan, jika hal-hal tersebut masih terus terjadi, akan membahayakan masa depan Polri. Persoalan kepercayaan inilah yang kini menggantung di pundak generasi muda Polri. 

"Generasi sekarang yang harus menaikkan itu ke atas. Karena Polri secara kewenangan sebetulnya sudah diuntungkan oleh generasi senior," tuturnya.

Perjuangan para senior Polri, kata Tito, membuat Polri saat ini berada pada posisi yang kuat secara kewenangan, aset, sumber daya personel, hingga anggaran yang cukup besar.

Polri pun menyiapkan sejumlah visi dan misi program untuk menuju perbaikan. Namun, ia menilai perubahan dimulai dari hal-hal sederhana, seperti peralihan pelayanan publik menuju pelayanan berbasis teknologi informasi.

"Kami generasi muda yang harus menaikkan citra kepolisian ini," tutup dia.

Kompas TV Kapolri Janji Dalami Informasi dari Haris Azhar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com