BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Mahkamah Konstitusi

Menguat, Usulan Indonesia Jadi Sekretariat Tetap Asosiasi MK Se-Asia

Kompas.com - 09/08/2016, 15:24 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


BALI, KOMPAS.com
– Menguat, usulan menjadikan Indonesia sebagai lokasi sekretariat tetap Asosiasi Mahkamah Konstitusi Asia dan Lembaga Sejenis (Association of Asian Consitutional Court and Equivalent Institutions atau AACC).

"Mayoritas delegasi mengapresiasi dan mengusulkan Indonesia menjadi salah satu kandidat sekretariat tetap, (yaitu) di bidang perencanaan dan koordinasi," kata Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Guntur Hamzah, Selasa (9/8/2016).

Usulan ini berdasarkan penilaian Indonesia selalu punya perencanaan matang dan terkoordinasi setiap menghelat acara.

Pembahasan mengenai bentuk sekretariat tetap AACC dan kandidat lokasi berlangsung dalam sesi pertama Secretariat General Meeting Kongres ke-3 AACC di Nusa Dua Convention Center.

Dalam pembahasan, menguat pula bentuk sekretariat tetap tidak akan tunggal. (Baca juga: Di Bali, Delegasi 16 Negara Bicara Hak Konstitusional Warga Negara)

“Dari pembahasan dan hasil diskusi dengan para sekretaris jenderal negara anggota AACC didapatkan seluruh peserta diskusi mengusulkan bentuk sekretariat tetap AACC adalah sekretariat bersama," lanjut Guntur.

Soal bentuk sekretariat, beda pendapat hanya datang dari Turki. Menurut Guntur, delegasi negara itu menyarankan sekretariat tetap yang dibentuk tetap melekat pada satu negara yang menjadi Presiden AACC.

"Atas nama efisiensi,” sebut Guntur menirukan pendapat delegasi Turki.

Dalam format sekretariat bersama, kendali sekretariat tetap akan dipegang oleh lebih dari satu negara. Pertimbangannya, sejumlah negara itu punya kekuatan di bidang yang berbeda.

Bersama Indonesia, kandidat untuk sekretariat tetap bersama AACC adalah Korea Selatan.  Alasan dukungan untuk Negeri Gingseng adalah keunggulan mereka di bidang penelitian dan pengembangan.

"Nantinya, direncanakan ada sinergi antara Indonesia dengan Korea (Selatan)," ujar Guntur.

Terkait bentuk sekretariat tetap ini, menurut Guntur tidak ada persoalan.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Sekretaris Jenderal MK Guntur Hamzah, saat memimpin pertemuan para sekretaris jenderal Asosiasi MK se-Asia (Association of Asian Consitutional Court and Equivalent Institutions atau AACC), Selasa (9/8/2016).

“Tidak masalah kalau bentuknya sekretariat bersama, yang penting tujuan asosiasi untuk membangun soliditas tercapai,” ujar Guntur yang juga menjadi ketua untuk pertemuan sekretaris jenderal di Kongres ke-3 AACC.

Sebelumnya, ada tiga negara yang menyatakan siap menjadi lokasi kedudukan tetap sekretariat tersebut, yaitu Indonesia, Korea Selatan, dan Turki. Namun, dengan usulan mayoritas terakhir, usulan condong kepada dua negara, yaitu Indonesia dan Korea Selatan.

Mengapa Indonesia?

Kepada Kompas.com, Guntur menjelaskan bahwa Indonesia memang sudah lama menjadi sorotan banyak negara karena dianggap dapat melakukan perencanaan dan koordinasi dengan baik pada beberapa kali acara AACC.

“Indonesia pernah memfasilitasi pertemuan sekretaris jenderal empat kali, lalu Board of Member Meeting (BoMM) dua kali. Kemudian tiap tahunnya diadakan short course di sini (Indonesia),” imbuh Guntur.

Indonesia, kata Guntur, juga pernah membuat banyak peserta short course terkagum-kagum dengan sistem yang dijalankan Mahkamah Konstitusi di Indonesia.

“Di sini kami biasa saat hakim memberi putusan, lalu dengan cepat putusan itu dibacakan kembali. Kemudian selesai sidang, hakim baru ke belakang sebentar 10-15 menit, hasil notulen sudah bisa dibagikan kepada peserta dan siap unduh di internet,” ungkap Guntur.

Menurut Guntur, negara lain mengaku belum bisa melakukan hal serupa.  “Itu semua tidak akan berhasil kalau perencanaan dan koordinasi antar-anggota (MK) buruk. Ternyata ini jadi pandangan dan nilai positif sendiri dari mereka (delegasi AACC),” imbuh Guntur.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Suasana pertemuan para sekretaris jenderal Asosiasi MK se-Asia (Association of Asian Consitutional Court and Equivalent Institutions atau AACC) di Nusa Dua, Bali (9/8/2016).

Pembentukan sekretariat tetap untuk memperkuat AACC sudah menjadi bahasan sejak dua tahun lalu. Selama ini, anggota sekretariat mengikuti negara asal Presiden AACC yang terpilih dalam kongres.

Bahasa Rusia diusulkan jadi bahasa resmi

Selain rumusan mengenai sekretariat tetap, pertemuan para sekretaris jenderal juga mengusulkan bahasa Rusia menjadi bahasa kerja kedua setelah bahasa Inggris. Bila disetujui dalam forum BoMM, bahasa Rusia bakal dipakai pula pada pertemuan-pertemuan resmi AACC.

Meski demikian, dokumen resmi dan korespondensi akan tetap menggunakan bahasa Inggris. Usulan soal bahasa Rusia dirumuskan berdasarkan pertimbangan bahwa setengah dari anggota AACC memakai bahasa tersebut, baik sebagai bahasa pertama maupun kedua.

Guntur menegaskan, semua hasil pembahasan di forum para sekretaris jenderal baru bersifat usulan. "Semua usulan ini belum final. Baru rekomendasi atau rumusan untuk diserahkan pada forum BoMM besok," tegas dia.

Berdasarkan jadwal acara Kongres ke-3 AACC, BoMM akan digelar mulai Rabu (10/8/2016). Kongres ke-3 AACC berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Agustus 2016.


Terkini Lainnya

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com