Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 28/07/2016, 07:16 WIB
|
EditorHeru Margianto

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhirnya, Anies Baswedan harus meninggalkan ruang kerjanya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (27/7/2016). Namanya menjadi salah satu orang yang harus digusur dari Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, digantikan oleh Muhadjir Effendy.

Sore itu, Anies berkemas-kemas ditemani keluarganya. Fotografer Kompas.com, Kristianto Purnomo, secara eksklusif diberi izin untuk mengikuti proses kemas-kemas tersebut.

"Izin motret ya, Pak. Ekspresinya jangan kelihatan bersedih ya, Pak," kata Kristianto kepada Anies, saat mau memulai mendokumentasikan peristiwa kemas-kemas Anies. Anies pun tersenyum dan meneruskan kemas-kemas dibantu keluarganya.

Simak juga: Eksklusif! Galeri Foto Hari Terakhir Anies Baswedan Menjabat Menteri.

Suasana haru menyelimuti ruangan kerja Anies. Namun demikian, canda dan tawa masih terdengar.

Anies tampak menghampiri putra bungsunya, Ismail Hakim Baswedan. Untuk menyamakan posisi pandangan mata dengan anak yang baru berumur tujuh tahun itu, Anies harus jongkok. Ismail tampak menyimak, membalas tatapan mata Abahnya.

Setelah kepala dan mata saling sejajar, ditatapnya mata anaknya itu.

"Abah besok sudah tak jadi menteri, ya," kata Anies kepada Ismail.

Entah jawaban apa yang disampaikan Ismail, tiba-tiba suasana menjadi riang. Terdengar tawa dari anggota keluarga yang hadir. Ismail tampak riang memegang kedua tangan ayahnya.

Di ruangan itu, selain Ismail, hadir pula putra dan putri Anies Baswedan lainnya, yaitu Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, dan Kaisar Hakam Baswedan. Istri Anies, yaitu Fery Farhatii Ganis Baswedan, dan ibunda Anies, Aliyah Rasyid Baswedan, turut membantu kemas-kemas sore itu.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berpamitan dengan pakar pendidikan Arief Rahman di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (27/7/2016). Presiden Joko Widodo mencopot Anies dan menggantinya dengan Muhadjir Effendy.
Pakar pendidikan, Arief Rachman, sempat menghampiri Anies di ruang kerja. Mereka bersalaman dan saling berpelukan, disaksikan derai air mata dari anggota keluarga.

Ruang kerja Anies cukup luas dan dari ruangan kerja itu dia bersama keluarganya memantau acara reshuffle kabinet dari televisi. Di meja kerjanya, Anies sempat menandatangani sebuah surat. "Saya sebenarnya tak suka duduk di depan meja kerja ini, tapi meja kerja ini harus ada," kata Anies.

Yang dimaksud Anies adalah meja kerja kayu dengan kursinya yang khas milik seorang "bos". Anies lebih suku duduk di meja lain di sebuah sudut, yang lebih luas dan terkesan menjadi meja rapat karena memiliki beberapa kursi.

KOMPAS.com/FACHRI FACHRUDIN Sejumlah barang pribadi Anies Baswedan mulai diangkut dari kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pasca pengumuman reshuffle, Rabu (27/7/2016). Di dalam pengumuman itu, jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beralih dari Anies kepada Muhadjir Effendy.
Barang-barang seperti foto, lukisan, dan peralatan elektronik sore itu dimasukkan ke dalam kardus dan kontainer. Barang-barang itu kemudian dibawa menggunakan mobil boks.

Di luar ruang kerja Anies, tepatnya di ruang protokol, para pegawai di kementerian sudah tak sabar menunggu. Mereka masuk ke dalam untuk sekadar mengucapkan perpisahan dan berfoto bersama. Suasana haru tak terbendung.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Anies Baswedan bersama dengan para staf Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berfoto bersama pasca pengumuman "reshuffle" kabinet, Rabu (27/7/2016). Posisi Anies diganti dengan Muhadjir Effendy.
Seorang sahabat Anies, Ipong Witono, datang menemui Anies di ruang kerja. Mereka saling menjabat tangan. Pertemuan itu sempat berlangsung kira-kira 30 menit. Obrolan tampak berlangsung santai.

"Sampai jumpa di 2019," kata-kata itu sempat terdengar, dilontarkan Ipong kepada Anies. Entah apa yang dimaksudkan Ipong terhadap sahabatnya itu. Menurut Ipong, Anies seolah sudah menjadi adik baginya.

Kompas.com sempat menelepon Ipong untuk menanyakan apa saja yang sempat dibicarakan mereka berdua. Ipong mengatakan, pertemuan itu hanya untuk mengucapkan perpisahan sekaligus untuk menjalin hubungan dengan Anies agar "aset" seperti Anies tidak hilang.

"Sebenarnya bukan untuk membesarkan hati Anies, karena hati dan jiwa dia lebih besar. Orang seperti Anies ini sebenarnya kalau istilah perusahaannya dia adalah aset. Harus dijaga. Jadi kalau pemerintahan sekarang ini membuang asetnya, sebenarnya jadi pertanyaan publik," kata Ipong.

Di mata Ipong, Anies juga mendapatkan kepercayaan publik yang tinggi. "Tak banyak orang yang memiliki social trust yang tinggi seperti Anies, justru banyak yang mengalami defisit kepercayaan," kata Ipong.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Anies Baswedan bersama istri menyaksikan siaran langsung pengumuman "reshuffle" kabinet di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (27/7/2016). Presiden Jokowi mengumkan Anies dicopot dari jabatan Mendikbud dan diganti oleh Muhadjir Effendy.
Bisa dilihat di berbagai komentar di media sosial, bagaimana respons publik terhadap pencopotan Anies. "Silakan dicek di media sosial, atau di berbagai grup WhatsApp, seperti apa respons publik," kata Ipong.

Di media sosial, memang banyak pula yang mempertanyakan pencopotan Anies.

"Menurut @PartaiSocmed kenapa ya pak @aniesbaswedan diganti?" tanya Iin Hani dengan akun ‏Twitter-nya @iinhani.

"Pertama, Muhammadyah perlu diakomodir. Kedua, Anies Baswedan kurang ada gebrakan," jawab akun @PartaiSocmed.


Rene Suhardono dengan akun ‏@ReneCC juga menyayangkan dicopotnya Anies. "Kehadirannya dinanti. Kepergiannya disesali... nanti. Farewell mas @aniesbaswedan," kata Rene.


Hal yang disesalkan Ipong, masih banyak sosok menteri yang tak memiliki social trust tetapi justru dipertahankan. Namun demikian, Ipong tak akan mempersoalkan hal ini. Dia mendatangi Anies hanya ingin memberi sinyal bahwa tempat berkarya masih luas.

"Saya hanya berusaha membangunkan dia bahwa masih banyak yang belum kita kerjakan," kata Ipong.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Anies Baswedan keluar dari kantorya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan didampingi keluarga, Rabu (27/7/2017) pasca Presiden Jokowi mengumumkan Anies dicopot dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Terkait masa depan Anies untuk maju pada Pemilu Presiden 2019, Ipong hanya tertawa. Menurut dia, belum tentu Anies juga mau. Tetapi yang jelas, jika ada kanal lain yang menghendaki, bukan hal yang mustahil banyak pihak yang menginginkan Anies maju pada 2019.

Sampai jumpa di 2019, Mas Menteri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kepercayaan Publik ke Polri Meningkat, Komisi III Berencana Naikkan Anggaran

Kepercayaan Publik ke Polri Meningkat, Komisi III Berencana Naikkan Anggaran

Nasional
Hinca: Sejak 2013 Sampai Sekarang Tidak Ada Hakim Agun Perempuan Kamar TUN dan Pajak

Hinca: Sejak 2013 Sampai Sekarang Tidak Ada Hakim Agun Perempuan Kamar TUN dan Pajak

Nasional
Kemenkes Sebut Larangan Bukber ASN Bukan Karena Kasus Covid-19 Naik: Karena Pamer Gaya Hidup

Kemenkes Sebut Larangan Bukber ASN Bukan Karena Kasus Covid-19 Naik: Karena Pamer Gaya Hidup

Nasional
Bareskrim Ungkap Alasan Pelaku Jual Video Porno Anak Laki-laki: Lebih Laku

Bareskrim Ungkap Alasan Pelaku Jual Video Porno Anak Laki-laki: Lebih Laku

Nasional
Bareskrim Ungkap Modus Pelaku Pornografi Anak: Diberi Snack hingga Uang

Bareskrim Ungkap Modus Pelaku Pornografi Anak: Diberi Snack hingga Uang

Nasional
Usai Saling Lempar, Kini Persoalan Santunan Gagal Ginjal Akut Dibahas Empat Kementerian

Usai Saling Lempar, Kini Persoalan Santunan Gagal Ginjal Akut Dibahas Empat Kementerian

Nasional
Meski Tak Jadi Syarat Mudik, Kemenkes Imbau Warga Tetap Lakukan Vaksinasi Booster

Meski Tak Jadi Syarat Mudik, Kemenkes Imbau Warga Tetap Lakukan Vaksinasi Booster

Nasional
'Kick Off' Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Dimulai Setelah Lebaran

"Kick Off" Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Dimulai Setelah Lebaran

Nasional
Polri Bakal Maksimalkan Pengawasan Aktivitas Impor Ilegal di Pintu Masuk

Polri Bakal Maksimalkan Pengawasan Aktivitas Impor Ilegal di Pintu Masuk

Nasional
Kemenkes Tegaskan Obat dan Alkes Pasien Gagal Ginjal Akut Masih Ditanggung BPJS

Kemenkes Tegaskan Obat dan Alkes Pasien Gagal Ginjal Akut Masih Ditanggung BPJS

Nasional
Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjung Pinang Rugikan Negara Lebih Rp 250 M

Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjung Pinang Rugikan Negara Lebih Rp 250 M

Nasional
Komisi III Bakal Soroti Kekayaan dan Isu Plagiarisme Calon Hakim Agung Triyono Martanto di Fit And Proper Test

Komisi III Bakal Soroti Kekayaan dan Isu Plagiarisme Calon Hakim Agung Triyono Martanto di Fit And Proper Test

Nasional
Singung Potensi Wisatawan, Sandiaga Harap Piala Dunia Tetap Digelar di Indonesia

Singung Potensi Wisatawan, Sandiaga Harap Piala Dunia Tetap Digelar di Indonesia

Nasional
Besok, MAKI Laporkan Kepala PPATK, Mahfud MD dan Sri Mulyani ke Bareskrim Polri

Besok, MAKI Laporkan Kepala PPATK, Mahfud MD dan Sri Mulyani ke Bareskrim Polri

Nasional
Menko Mahfud Persilakan Komnas HAM Usut Lagi Tragedi Kanjuruhan

Menko Mahfud Persilakan Komnas HAM Usut Lagi Tragedi Kanjuruhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke