Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masinton Ungkap Proses Konsolidasi Mahasiswa untuk Jatuhkan Soeharto

Kompas.com - 21/05/2016, 12:12 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Beberapa kampus mulai turun ke jalan, antara lain kampus IKIP (sekarang Universitas Negeri Jakarta) di Rawamangun, Mercubuana, UKI, UI, dan Atma Jaya Jakarta. Mereka mulai menggelar aksi demonstrasi di depan kampus.

Namun, setiap kali turun ke jalan, mahasiswa mengalami tindakan represif dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Lengkap dengan pasukan pemukulnya, Pasukan Anti Huru Hara (PHH).

"Baru melakukan aksi di luar pagar kampus pasti dipukul mundur, masuk ke dalam kampus," kata Masinton.

Aksi demonstrasi tersebut terus mengalami eskalasi hingga tahun 1998 karena terus direpresi oleh ABRI. Represi itu pun ditentang oleh masyarakat.

Masyarakat mulai merasa suara mereka terwakili oleh mahasiswa. Tuntutan yang diusung oleh mahasiswa saat itu memang juga menjadi tuntutan rakyat di akar rumput, yaitu turunkan harga BBM dan harga sembako.

Aksi mahasiswa mulai terakumulasi secara massif pada Mei 1998. Banyak kampus mulai bergerak turun ke jalan.

Kemarahan mahasiswa semakin menjadi ketika terjadi penembakan 4 mahasiswa Universitas Trisakti oleh aparat keamanan pada tanggal 12 Mei 1998.

Saat itu mahasiswa melakukan demonstrasi dari depan kampus Trisakti menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR/MPR). Namun, aksi mereka dihadang oleh blokade dari Polri dan militer.

Mereka mulai menembakkan peluru dan gas air mata ke arah mahasiswa untuk membubarkan demonstrasi.

Mereka yang tewas dalam adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie. Peristiwa itu dikenal dengan Tragedi Trisakti.

Selang satu hari setelah Tragedi Trisakti, terjadi kerusuhan dan penjarahan di beberapa deerah di Jakarta. Situasi semakin mencekam.

Kedua momentum itu, kata Masinton, yang menjadi pemicu para mahasiswa untuk turun ke jalan melakukan demonstrasi secara massif.

Beberapa hari setelah itu, tepatnya tanggal 18 Mei 1998, ratusan ribu mahasiswa mulai turun ke jalan. Mereka memutuskan untuk mengarahkan pergerakan massa demonstrasi ke gedung DPR/MPR.

"Pasca peristiwa penembakan empat mahasiswa Trisakti itu menjadi momentumnya. Penembakan itu diikuti dengan aksi kerusuhan dan penjarahan," tutur Masinton.

"Mahasiswa Se-Jabodetabek menjadi pelopor dalam menduduki gedung DPR. Beberapa hari sebelum 21 Mei 1998," kata dia.

Kompas TV Keluarga Korban Mengenang Tragedi Mei 1998
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas PJ Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas PJ Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com