Pimpinan kelompok suara mayoritas di parlemen ditunjuk sebagai perdana menteri memimpin kabinet, kelompok minoritas menjadi oposisi di parlemen yang bertugas mengevaluasi, bahkan mengkritik kinerja mayoritas yang memimpin pemerintahan.
Dan, tidak jarang berakhir dengan lahirnya mosi tidak percaya yang mengakhiri kabinet parlementer.
Sekarang, menjelang rencana presiden melakukan perombakan kabinet, ramai suara partai- partai yang ingin mendukung perombakan tersebut.
Sejak awal April lalu telah berkembang di media sosial kabar "April Mop" menteri-menteri yang akan diganti.
Partai politik yang awalnya masuk kelompok oposisi kabinet berubah ingin mendukung kabinet, bahkan telah mengusulkan calon menteri dari partainya.
Tampaknya istilah oposisi mulai dihindari. Bahkan ada partai yang mengaku selama ini tidak pernah berada di oposisi melainkan selalu di dalam pemerintahan.
Mereka merancang menyusun intervensi politik dalam perombakan kabinet mendatang. Kalau dilihat sikap dan ketegasan Presiden Joko Widodo untuk kepentingan seluruh rakyat dan negara kita, semoga cita-cita kabinet presidensial bisa terjaga.
Akan tetapi, jika intervensi partai politik sangat kuat dan sulit dihindari, lain warnanya kabinet presidensial Jokowi.
Karena itu, kita tunggu perombakan kabinet yang akan dijalankan Presiden Joko Widodo nanti, mudah-mudahan masih berdiri tegak dalam posisi kabinet presidensial.
Miftah Thoha
Guru Besar Ilmu Administrasi Publik UGM