Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABK Kapal Tunda Henry: Kami Diperlakukan Lebih Kejam

Kompas.com - 13/05/2016, 21:28 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Loren Marinus Petrus Rumawi, salah satu anak buah kapal (ABK) kapal tunda Henry yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf, mengaku diperlakukan lebih kejam daripada sepuluh warga negara Indonesia (WNI) yang bebas sebelumnya.

Dia mengaku tak tahu sama sekali karena tiba-tiba saja ada kapal kecil berisi para perompak yang kemudian menyandera mereka. Dari sepuluh ABK yang ada di kapal tunda Henry, para perompak memilih secara acak empat orang yang akhirnya ditawan.

Selama ditawan, Loren mengaku diperlakukan secara kejam. Untuk makan saja, empat WNI ini hanya diberi makan sekali dalam dua hari. Tak hanya itu, mereka juga setiap harinya selalu berpindah tempat.

(Baca: ABK Kapal Tunda Henry: Setiap Hari, Kami Ditunjukkan Video Tawanan Dipenggal)

"Tangan kami setiap harinya diikat, dan kalau makan cuma dilepas satu ikatan. Jadi, kami makan cuma pakai satu tangan," ujar Loren saat proses penyerahan dari Kementerian Luar Negeri kepada pihak keluarga ABK, Jumat (13/5/2016).

Loren menambahkan, dirinya hanya diberi makan nasi dan kelapa kering. Itu pun belum tentu setiap hari. Dia merasa sangat tertekan setiap harinya.

"Proses pembebasan sangat sulit. Namun, dengan keyakinan, kami percaya Tuhan baik. Kami pun ditunjukkan jalan keluar. TNI baik dan hebat, dan sangat membantu dalam pembebasan," kata Loren.

Kompas TV Detik-Detik Penyerahan Sandera WNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Safenet: Kalau 'Gentleman', Budi Arie Harusnya Mundur

Safenet: Kalau "Gentleman", Budi Arie Harusnya Mundur

Nasional
Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Nasional
Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com