Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkostrad Akui Ada Kehadiran MNLF Saat Pembebasan Empat WNI

Kompas.com - 13/05/2016, 16:06 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepastian teknis pembebasan empat WNI yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf saat ini masih mejadi pertanyaan, terutama terkait dengan penggunaan uang tebusan.

Sempat beredar kabar terdapat keterlibatan Nur Misuari pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF), salah satu kelompok separatis Filipina.

Kabar tersebut mengatakan bahwasannya Nur Misuari melakukan komunikasi dan menawarkan sejumlah uang tebusan kepada kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang menyandera empat WNI yang bebas Kamis (12/5/2016) kemarin.

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi mengaku sama sekali tak mengetahui hal tersebut.

(Baca: Menhan Sebut Kivlan Zen Berkontribusi Bebaskan 4 Sandera WNI)

"Saya ini bagian operasi jadi tidak tahu menahu soal keterlibatan MNLF, silakan tanya ke orang intelijen mengenai info itu," kata Edy beberapa saat setelah mendarat bersama empat WNI yang sebelumnya disandera Abu Sayyaf Jum'at (13/5/2016) di Lanud Halim Perdanakusuma.

Namun ketika ditanya apakah ada pihak MNLF yang hadir saat pembebasan, Edy membenarkannya. 

"Pastinya ada," jawabnya singkat.

(Baca: Ini Kronologi Penjemputan 4 WNI)

Sebelumnya Edy sempat menegaskan bahwas proses pembebasan keempat WNI ini dilakukan tanpa uang tebusan.

"Proses pertukaran tidak ada pakai tebusan. Tugas saya jelas yaitu amankan dan selamatkan warga negara kita. Itu perintah Panglima TNI," ujar Edy tak lama setelah mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma bersama empat WNI yang baru saja dibebaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com