Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akan Kunjungi Korsel dan Rusia

Kompas.com - 12/05/2016, 13:21 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan dan Rusia akan didominasi agenda penguatan kerja sama di bidang ekonomi.

Jokowi akan berada di Korsel pada 15-18 Mei 2016 dan Rusia pada 19-20 Mei 2016.

Hal itu disampaikan Arrmanatha Nasir, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Arrmanatha menjelaskan, di Seoul, Presiden Jokowi akan menghadiri forum bisnis dengan 400 perusahaan asal Korea Selatan dan Indonesia.

Setelah itu, Presiden juga akan menghadiri one on one meeting dengan beberapa perusahaan Korea Selatan.

Berikutnya, Presiden Jokowi akan bertemu dengan 20 pemilik perusahaan di Korea Selatan. Hal itu masih dalam kerangka kerja sama ekonomi.

Presiden Jokowi juga dijadwalkan bertemu Presiden Korea Selatan Park Geun-hye untuk membahas kerja sama bilateral.

Dalam kerja sama bilateral Indonesia-Korea Selatan, terdapat sembilan MoU yang akan disepakati. Rinciannya, enam MoU di tingkat menteri dan tiga MoU di tingkat eselon I.

Enam MoU di tingkat menteri terkait bidang kemaritiman, industri kreatif, antikorupsi, restorasi lahan gambut, pertahanan dan keamanan, serta ekonomi khusus.

Sementara itu, tiga MoU di tingkat eselon I semuanya terkait dengan kerja sama di bidang clean energy.

"Perusahaan Korea Selatan ini realisasinya selalu tinggi, 70 persen perjanjian usaha berhasil direalisasikan dari target keseluruhan hingga tahun ini," ujar Edi Yusuf, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri.

Sementara itu, di Rusia, Presiden Jokowi juga akan membahas peningkatan kerja sama ASEAN dengan Rusia sebagai Mitra Wicara. Sebab, Rusia dipandang masih rendah kontribusinya dalam kerja sama dengan ASEAN.

Saat ini, Rusia berada di peringkat kedelapan dari 11 negara yang menjadi mitra dagang ASEAN dalam aspek kontribusi perdagangan.

Pada 2015, Rusia menyumbang total nilai investasi sebesar 22,5 miliar dollar AS. Nantinya, KTT ASEAN-Rusia akan menghasilkan tiga dokumen perjanjian.

Pertama, Sochi Declaration, yakni deklarasi politik mengenai kerja sama kemitraan dan visi ke depan antara ASEAN dan Rusia.

Kedua, Comprehensive Plan of Action tahun 2020 yang berisi penjelasan lebih terperinci terkait tiga pilar yang dikerjasamakan, yakni politik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

Terakhir, adanya laporan yang terdiri dari para ahli yang akan membahas dan menyusun rekomendasi yang bersifat visioner dan konkret. Nantinya, hal itu akan dijadikan pertimbangan apa saja yang bisa dikerjasamakan oleh ASEAN dan Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 RUU “Nyelak” di Ujung Pemerintahan Jokowi, untuk Lemahkan Pengawasan Rakyat?

5 RUU “Nyelak” di Ujung Pemerintahan Jokowi, untuk Lemahkan Pengawasan Rakyat?

Nasional
Usai Putusan DKPP, Korban Asusila Hasyim Asy'ari Belum Putuskan Ambil Langkah Pidana

Usai Putusan DKPP, Korban Asusila Hasyim Asy'ari Belum Putuskan Ambil Langkah Pidana

Nasional
Kunker ke Sulawesi Selatan, Jokowi Akan Tinjau Program Pompanisasi

Kunker ke Sulawesi Selatan, Jokowi Akan Tinjau Program Pompanisasi

Nasional
Manusia Indonesia dan Hasyim Asy'ari yang Bersyukur Dipecat DKPP

Manusia Indonesia dan Hasyim Asy'ari yang Bersyukur Dipecat DKPP

Nasional
PAN: Pembentukan Pansus Haji Kurang Beretika, Cukup Raker

PAN: Pembentukan Pansus Haji Kurang Beretika, Cukup Raker

Nasional
KPK Sebut Pengadaan APD Covid-19 yang Dikorupsi Pakai Dana BNPB

KPK Sebut Pengadaan APD Covid-19 yang Dikorupsi Pakai Dana BNPB

Nasional
Seabrek Kontroversi Hasyim Ash'ari, Punya Hubungan dengan 'Wanita Emas' hingga Tindakan Asusila

Seabrek Kontroversi Hasyim Ash'ari, Punya Hubungan dengan "Wanita Emas" hingga Tindakan Asusila

Nasional
Ketua KPU Dipecat karena Asusila, PBNU: Diberi Amanah Malah Melakukan Tindakan Tak Terpuji

Ketua KPU Dipecat karena Asusila, PBNU: Diberi Amanah Malah Melakukan Tindakan Tak Terpuji

Nasional
Bersyukur Ketua KPU Dipecat, Penyintas: Saya Ingin Menginspirasi Semua Korban Perjuangkan Keadilan!

Bersyukur Ketua KPU Dipecat, Penyintas: Saya Ingin Menginspirasi Semua Korban Perjuangkan Keadilan!

Nasional
Tak Bisa Nikahi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Janjikan 5 Hal Ini kepada Korban

Tak Bisa Nikahi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Janjikan 5 Hal Ini kepada Korban

Nasional
'Pak Kapolri, Aku Minta Tolong Pak, Kapolda Sumbar Sudah Banyak Tutup-tutupi...'

"Pak Kapolri, Aku Minta Tolong Pak, Kapolda Sumbar Sudah Banyak Tutup-tutupi..."

Nasional
DKPP Ungkap Ketua KPU sejak Awal Incar Korban untuk Penuhi Hasrat Seksual

DKPP Ungkap Ketua KPU sejak Awal Incar Korban untuk Penuhi Hasrat Seksual

Nasional
'Saya Bukan Pelaku Kejahatan, Saya Pembela Kebenaran'

"Saya Bukan Pelaku Kejahatan, Saya Pembela Kebenaran"

Nasional
Jokowi Blak-blakan Bantah Tudingan Sekjen PKS soal Titip Kaesang

Jokowi Blak-blakan Bantah Tudingan Sekjen PKS soal Titip Kaesang

Nasional
Jejak Kontroversi Muhadjir, Guru Honorer Masuk Surga hingga Wisuda Ajang Kampus Cari Duit

Jejak Kontroversi Muhadjir, Guru Honorer Masuk Surga hingga Wisuda Ajang Kampus Cari Duit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com