Tiga skenario
Kita membaca dan menyimak bahwa panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar akan memberikan sanksi diskualifikasi kepada bakal calon ketua umum yang terbukti melakukan politik uang. Ini merupakan suatu klausul yang amat baik.
Persoalannya, bagaimana jika yang akan didiskualifikasi karena tuduhan politik uang itu adalah nama-nama beken yang selama ini dijagokan sebagai bakal calon ketua umum Partai Golkar, seperti Setya Novanto, Ade Komarudin, atau Aziz Syamsuddin?
Jika itu terjadi, skenario pertama, pemilihan ketua umum tetap berlanjut dan munaslub sukses memilih ketua umum baru yang independen dan memiliki visi jelas mengenai masa depan Golkar dan negara dan semua pihak menerima hasilnya.
Skenario kedua, pemilihan ketua umum Golkar ricuh karena para pendukung Ade Komarudin dan Setya Novanto tak dapat menerima tindakan sewenang- wenang panitia dan munaslub menjadi deadlock dan rekonsiliasi gagal total.
Skenario ketiga, para wakil DPD II secara aklamasi mengesahkan kembali Aburizal Bakrie sebagai ketua umum Golkar karena itu tak sesuai dengan kepentingan cukong. Apalagi, Mahkamah Agung sudah memutuskan Munas Bali 2014 sah dan demokratis.
Skenario mana yang paling mungkin terjadi, hanya teman-teman di Partai Golkar yang tahu, karena kita tidak bisa mengetahui isi hati orang.
Apa yang diucapkan politisi belum tentu sama dengan isi hati dan otaknya!
Ikrar Nusa Bhakti
Profesor Riset di Pusat Penelitian Politik LIPI