Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Kepahlawanan Kartini Melalui Surat-suratnya...

Kompas.com - 21/04/2016, 05:31 WIB
Bayu Galih

Penulis

Didukung Politik Etis

Salah satu latar belakang yang menjadikan Kartini dikenal sejarah seperti sekarang adalah berkat Politik Etis yang dijalankan Kerajaan Belanda. Politik ini lahir di Hindia Belanda sebagai kritik terhadap politik tanam paksa yang kemudian berhenti pada 1870.

Politik Etis mengedepankan sikap balas budi Belanda terhadap rakyat di negara jajahan. Salah satu bentuknya adalah dengan memberikan pendidikan. Karena itu, pendidikan menjadi isu penting di lingkungan pergerakan, termasuk pergerakan di kalangan Bumiputra.

Dalam buku Kartini, Sebuah Biografi (1977) yang ditulis Sitisoemandari Soeroto, JH Abendanon diketahui sebagai salah satu tokoh penggerak Politik Etis di Hindia Belanda. Karena itu tidak heran jika pemikiran Kartini melalui surat-suratnya juga tersebar hingga ke Belanda berkat JH Abendanon dan politisi berhaluan liberal Belanda.

Tidak hanya itu, munculnya Politik Etis dapat juga dianggap sebagai masa transisi, beralihnya perjuangan fisik melalui peperangan ke perjuangan nonfisik seperti diplomasi dan pemikiran.

Sebab, Politik Etis dianggap membuka keran yang memungkinkannya kalangan Bumiputra untuk menempuh pendidikan di Belanda.

Sejarah kelak mencatat, sejumlah mahasiswa Indonesia yang kemudian bersekolah di Belanda, menjadi tokoh pergerakan yang memelopori kemerdakaan dan berdirinya Republik Indonesia.

Dalam surat-suratnya, Kartini sebenarnya sudah menyatakan keinginannya untuk menuntut ilmu hingga ke negeri kincir tersebut. Namun, impian itu kandas karena sulitnya perempuan Bumiputera untuk mendapatkan pendidikan, apalagi hingga ke luar negeri.

Meski begitu, Kartini diketahui juga pernah merekomendasikan sejumlah nama untuk sekolah ke Belanda. Salah satunya adalah Agus Salim, yang terungkap dalam surat Kartini kepada Rosa Abendanon tanggal 24 Juli 1903.

Dengan demikian, terlihat wajar bahwa isu pendidikan pun menjadi bahasan penting dalam surat-surat Kartini.

Kartini pun menuntut perempuan untuk dapat pendidikan. Ini dilakukan, menurut Kartini, bukan untuk menyaingi laki-laki.

Namun, Kartini memahami bahwa perempuan dikodratkan menjadi ibu, dan ibu merupakan pendidik pertama untuk tiap manusia. Alasan itulah yang dinilai Kartini perlunya perempuan mendapat pendidikan.

Lalu seperti apa isi surat-surat yang ditulis Kartini? Simak terus ulasannya di Kompas.com pada 21 April-22 April 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com