Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Dinilai Tak Etis bila Mengkritik dalam Posisi sebagai Mantan Presiden

Kompas.com - 21/03/2016, 19:25 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan, upaya saling kritik yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo adalah hal biasa.

Menurut Yunarto, itu menjadi bagian dari dialektika berpolitik. Tidak ada larangan bagi SBY mengkritik kebijakan pemerintahan Joko Widodo dalam kapasitas SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Sebagai seorang Ketua Umum Partai Demokrat, SBY sah saja apabila mengeluarkan kritik bagi pemerintahan Joko Widodo," ujar Yunarto saat dihubungi, Senin (21/3/2016).

Namun, kata Yunarto, apabila kritik disampaikan oleh SBY dalam kapasitasnya sebagai presiden keenam RI maka hal tersebut menyalahi etika berpolitik.

Dalam etika berpolitik, kata Yunarto, tidak etis apabila ada seorang presiden yang membandingkan masa pemerintahannya dengan masa pemerintahan presiden lain.

Yunarto menjelaskan, di Amerika Serikat, ada semacam kode etik yang menyebutkan bahwa seorang mantan presiden tidak boleh mengkritik presiden yang sedang memimpin.

Malahan, mantan presiden harus mendukung setiap kebijakan yang dibuat presiden saat ini.

"Kritik boleh dilontarkan apabila tidak menempatkan diri sebagai mantan presiden. Apabila sudah keluar kalimat 'pada masa saya', nah itu yang tidak etis," ujar Yunarto.

Sebelumnya, SBY pernah angkat bicara soal konflik internal Partai Golongan Karya dan Partai Persatuan Pembangunan.

Presiden keenam RI itu menyebut pemerintah terlalu ikut campur sehingga membuat permasalahan berlarut-larut. (Baca: SBY: Andai Kata Seperti Pemerintahan Saya Dulu...)

SBY dan Jokowi pun dinilai saling melakukan kritik terkait proyek infrastruktur.

Dalam rangkaian Tour de Java, SBY mengungkapkan bahwa pemerintah sebaiknya tidak menguras anggaran di sektor infrastruktur. Terlebih lagi, kondisi ekonomi Tanah Air sedang lesu.

Namun, kritik SBY itu kemudian "dibalas" Jokowi dengan melakukan kunjungan ke Hambalang, proyek yang mangkrak pada era SBY.

Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti berpendapat, dua peristiwa politik tersebut ibarat pantun, berbalas-balasan.

(Baca: SBY vs Jokowi, Pantun Kritik 'Dibalas' Hambalang...)

"Kritik SBY kepada Jokowi langsung dijawab oleh Jokowi dengan cara cukup datang saja ke Hambalang," ujar Ray saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com