Beberapa murid Boby sempat ada yang ditarik orangtuanya untuk bekerja saja di ladang. Menghadapi itu, Boby tidak dapat memaksakan kehendak. Orangtua sang anak juga membutuhkan tenaga anaknya untuk mencari nafkah.
"Makanya saya akan buat gebrakan, anak-anak akan saya suruh berladang. Satu minggu berladang, baru nanti balik lagi ke sekolah," kata Boby.
"Dulu cenderung belajar teori untuk mencapai angka-angka di rapor. Tapi saya bilang, ini diubah. Pembelajaran harus berkaitan dengan kehidupan sehari-hari," lanjut dia.
Sekolah Boby berada jauh di pedalaman Kutai Barat. Perjalanan menuju ke sana membelah hutan yang memakan waktu kurang lebih empat jam dari Samarinda.
Jalannya pun tidak mulus, masih dari tanah basah yang sulit dilewati jika hujan turun. Boby pun maklum jika sekolahnya tak terjangkau pemerintah daerah dan pusat.
"Anggaran dari pemerintah dikasih perkepala. Ini enggak adil karena jumlah murid cuma sekian. Pembangunan yang maju hanya di kota," ujar Boby.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.