Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Merah Putih di Titik Nadir...

Kompas.com - 06/02/2016, 10:37 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

Suksesi dan perubahan haluan

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, dalam wawancara dengan Kompas.com pada 2014 lalu, pernah memprediksi bahwa koalisi permanen Merah Putih yang diusung oleh partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya sebagai manuver jangka pendek.

Menurut Arie, partai-partai dalam koalisi tersebut memiliki faksi-faksi internal sehingga sulit bagi koalisi tersebut untuk dapat bertahan dalam waktu lama. Soliditas dan komitmen memang tampaknya tidak berlaku dalam dunia politik. Keberpihakan akan selalu bergantung pada nilai keuntungan yang diperoleh.

Memasuki tahun 2015, perubahan arah dukungan mulai terlihat di tiap-tiap internal partai KMP. Hal ini dipicu dari suksesi yang terjadi di internal partai itu. Pergantian ketua umum menjadi momen krusial yang menentukan arah politik partai.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama bakal calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/5/2014). Pertemuan membahas potensi koalisi kedua partai menjelang Pilpres 2014.
Partai Amanat Nasional (PAN) bisa disebut sebagai partai KMP pertama yang berbalik arah dan memilih mendukung pemerintah. (Baca: Aksi "Come Back" Soetrisno Bachir dari Prahara Dunia Politik)

Tak lama setelah terpilih sebagai Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan menyatakan dukungan terhadap pemerintah saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (2/9/2015).

Zulkifli mengatakan, sikap itu diambil karena PAN ingin memperlihatkan bahwa kondisi politik di Indonesia tidak terpecah. Hal itu perlu untuk meyakinkan investor dan para pelaku usaha tentang kondisi perekonomian Tanah Air.

Partai selanjutnya yang menyatakan dukungan ke pemerintah adalah Partai Golkar.

Partai berlambang pohon beringin yang terpecah pasca-Musyawarah Nasional 2014 itu sebenarnya sudah lama mendukung pemerintah.

Namun, dukungan itu hanya disampaikan sepihak oleh kubu yang dipimpin Agung Laksono. (Baca: Deklarasi Golkar Dukung Jokowi-JK dan "Jalan Mulus" dari Menkumham...)

Adapun kubu lain yang dipimpin Aburizal Bakrie baru menyatakan dukungan secara resmi pada penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di JCC Senayan, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Dukungan tersebut disampaikan dalam bentuk deklarasi, yang dibacakan oleh Wakil Ketua Panitia Rapimnas Yorrys Raweyai dan didampingi oleh 34 ketua DPD I Golkar.

Serupa dengan Golkar, PPP yang juga terpecah sebenarnya sudah lama menyatakan dukungan untuk pemerintah. Dukungan itu disampaikan sepihak oleh kubu yang dipimpin oleh M Romahurmuziy.

Sementara itu, kubu lainnya, yang dipimpin Djan Faridz, mendeklarasikan dukungan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II PPP di Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/1/2016). (Baca: Demi SK Pengesahan, PPP Djan Faridz Akan Dukung Pemerintah)

Partai Demokrat yang memilih tetap netral dan tidak memihak pada koalisi mana pun membuat KMP praktis hanya dihuni PKS dan Gerindra.

Semakin banyaknya partai di KMP yang mulai mendekat ke pemerintah membuat kekompakan KMP di parlemen berubah. KMP tidak lagi satu suara.

Hal ini terlihat dalam pengesahan RUU APBN 2016 dengan hanya Gerindra yang menolak karena adanya penyertaan modal negara hingga dalam kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden yang menyeret Setya Novanto.

Selanjutnya: Eksis atau bubar?

Halaman:


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com