Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pahit-pahitnya, Novel Lanjut ke Pengadilan daripada Barter Keluar KPK"

Kompas.com - 04/02/2016, 12:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan menganggap, menghentikan langkah penyidik Novel Baswedan di KPK bukan opsi terbaik.

Menurut dia, lebih baik Novel melanjutkan proses hukumnya di pengadilan daripada nasibnya dibarter agar perkaranya berhenti. Lagipula, belum tentu pengadilan menganggap Novel terbukti bersalah dalam kasus yang menjeratnya.

"Kalau harus seperti itu, ya mau tidak mau hadapi saja di pengadilan. Kalau mau pahit-pahitnya. Daripada harus barter seperti itu," ujar Adnan saat dihubungi, Kamis (4/2/2016).

Adnan mengatakan, semestinya pimpinan KPK mempertahankan Novel agar tetap di instansi tersebut. Mereka sendiri yang mengatakan bahwa Novel merupakan aset KPK yang berharga.

Di sisi lain, pimpinan KPK juga didesak memperjuangkan kasus Novel yang kental indikasi kriminalisasi. Salah satu caranya, kata Adnan, dengan meyakinkan Presiden Joko Widodo bahwa kasus Novel murni karena gangguan pihak luar yang tidak suka dengan KPK.

(Baca: KPK: Kejagung Tarik Berkas Perkara Novel Baswedan)

"Mereka kan orang yang sadar hukum sehingga tidak bisa kemudian memberikan barter kasus. Kalau ini kemudian dilakukan, ini sebenarnya kekalahan KPK," kata Adnan.

Sikap tersebut dianggap akan menimbulkan demoralisasi bagi pegawai yang bekerja di KPK. Adnan mengatakan, pegawai akan melihat bahwa Novel yang melakukan hal terbaik di KPK pun bisa bernasib buruk.

Menurut dia, kasus Novel akan menjadi preseden buruk jika berakhir seperti itu. Adnan pun mendorong presiden untuk memanggil Ketua Ombudsman dan mendengan informasi mengenai maladministrasi dalam kasus Novel.

(Baca: Kasusnya Dihentikan, Novel Baswedan Diberi Opsi Mengabdi di Luar KPK)

Hal tersebut diperlukan agar pemerintah bisa menilai apakah kasus Novel layak diseret ke ranah hukum atau rekayasa belaka.

"Ini akan memberikan pandangan yang lebih komperhensif sehingga presiden bisa ambil sikap yang jelas. Tidak hanya memberi ruang bagi Novel kasus selesai tapi saat yang sama tidak bisa kerja di KPK," kata Adnan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

Nasional
Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com